Pengalaman Terjun di Dunia Tarik Suara (bagian 2, end)
Februari 23, 2014
Ollo Friends!
Ini adalah sequel dari tulisan saya Pengalaman Terjun di Dunia Tarik Suara (bagian 1) So, langsung aja, here's where the story continues...
(Lanjutan dari bagian 1)
Di ekskul vokal SMP Taruna Dra.
Zulaeha, saya bertahan kurang lebih satu setengah tahun. Sampai kelas dua SMP
pertengahan, kalau nggak salah. Setelah di vokal, saya pindah ke ekskul
drama/teater. Ngga tau deh, waktu itu saya pengen nyoba-nyoba
aja ekskul seni yang ada di sekolah saya. Sejak saat itu, saya udah nggak pernah ketemu ataupun mendengar
kabar pengajar ekskul vokal saya, Opa Ken. Semoga beliau diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. Aamiin...
Nah, setelah pindah ekskul waktu itu, saya kira karir menyanyi saya
(cieh) akan mandeg (berhenti). Tapi
ternyata tidak. Di pelajaran
kesenian misalnya (masih saat kelas 2 SMP), kita dikasih project membuat lagu sendiri! Waaah, bener-bener pengalaman yang
tidak terlupakan dah. Project-nya ada 2 macam, yang satu disuruh bikin lagu secara individual,
satunya lagi dibuat secara berkelompok. Saya agak-agak lupa judul lagu yang
saya buat apa. Pokoknya saya bikinnya itu terinspirasi dari lagu salah satu
band favorit saya, Ecoutez!
Nah, kalo lagu yang kelompokan
saya inget banget judulnya “Memang Tidak”. Waktu satu kelompok terdiri dari 4 orang. Kebetulan saya satu
kelompok sama sahabat-sahabat saya sendiri. Ada Ratih Kusuma Pratiwi (Ratih),
Sista Anindya Aisyah (Chyztha), dan satu2nya yang bisa main alat musik (gitar)
di kelompok kami, Peka Sandi Utama (Sandi). Isi lagu “Memang Tidak” adalah bahwa cinta tak selamanya harus memiliki, gitu
deh, kalo nggak salah. Kita juga sempat merekam lagu kita di MP4 baru punya Chyztha. Tapi
sayangnya, lagu-lagu yang kita semua (sekelas) sudah buat tidak sampai
ditampilkan/dinilai di depan kelas. Soalnya waktu itu, guru kesenian kita
keburu pindah sekolah. Kalau nggak
salah beliau lolos tes PNS, jadi harus pindah sekolah gitu. Dan guru kesenian
yang baru ngga pernah ngasih pelajaran nyanyi, tapi cuma menggambar (which is
saya juga suka menggambar). Akhirnya, lagu yang kita buat pun tidak pernah di-“release”!
Pas kelas 2 SMP itu juga saya
sempat dipilih mewakili kelas untuk ikut PORSENI paduan suara, bersama-sama
dengan perwakilan dari kelas2 lain. Saya kurang ingat dari kelas saya berapa
orang yang dipilih. Pokoknya yang cowok cuma 2 orang deh kayaknya, termasuk
saya. Nah, tapi dari wakil2 kelas itu, ngga semuanya ikut dalam tim PORSENI
sekolah. Jadi, kayak ada semacam audisi-nya gitu. Tapi memang dasarnya saya
males ikut lomba2 seperti itu, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari
tim. Entahlah, dulu saya paling mualeess ikut lomba2 sekolah. Saya ngga mau ribet2
& capek2 latihan sepulang sekolah. Tapi, sekarang agak nyesel juga sih, padahal kan bisa jadi pengalaman yang sangat berharga!
Pas di SMA, lebih parah lagi.
Pelajaran keseniannya ngga pernah nyanyi sama sekali! Waktu itu, kita cuma belajar
menggambar, tapi dengan cara yang BERBEDA. Yup, kita diajari menggambar dengan
teknik yang mirip-mirip kayak arsitek! Jadi kita diajari nggambar semacam
bangun ruang gitu atau gedung-gedung dengan bantuan 2 buah penggaris segitiga.
Dengan begitu, gambar yang kita buat bisa lebih presisi, sampai tingkat
milimeter! Fiuhh, lumayan susah juga, tapi worth banget dengan pengetahuan yang
kita dapat. Oiya, kalo nyanyi-nya sih palingan waktu itu sempat jadi tim paduan suara pas
17 Agustus-an di kompleks.
Nah, setelah 3 tahun vakum (cieh)
dari dunia tarik suara selama di SMA, akhirnya kerinduan saya untuk bernyanyi
(cieh lagi) terobati pas masuk kuliah. Seperti yang sudah saya share
sebelum-sebelumnya, saya keterima kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
(STAN). Sebenernya saya nggak ada niatan untuk nyanyi lagi, tapi pas ospek (di
sini nyebutnya “Dinamika” alias “Studi Perdana Memasuki Kampus”) ada tuh
penampilan dari tim paduan suara-nya STAN dan ternyata mereka mengadakan Oprec
(Open Recruitmen) buat anggota baru. Wah, ya udah deh saya mutusin buat daftar,
siapa tahu bisa keterima. Waktu itu first gathering-nya malam hari (lupa hari
apa) di bunderan air mancur STAN. Pas samapi di lokasi, langsung SHOCK!
Buseeettt yang datang buanyaaaaaaaaak buangeeet!!! Ada ratusan anak kali. Wah udah minder duluan kan tuh, hehehe... Ternyata, kita semua yang udah datang
waktu itu isitlahnya “diterima” semua. Hari Minggu besoknya kita semacam di”test”, baca partitur & tuning (sama
piano). Waktu itu yang dibaca partiturnya “Mars STAN”. Agak kesusahan juga sih, soalnya udah lama
nggak ngeliat partitur. Nah, akhirnya saya ditempatin di kelompok 3 (saat itu
kita dibagi jadi 3 kelompok) dan masuk suara Tenor, sama kayak di SMP dulu.
Performance pertama kita waktu
itu di acara "Heritage and Organda Expo (HOE)", mengiringi penampilan "Putra-Putri Nasional" (semacam pemilihan duta wisata daerah gitu lah). Kelompok saya (kelompok
3) nyanyi lagu daerah Papua, “Yamko Rambe Yamko”. Nah, setelah perform perdana,
kita lumayan sering tuh tampil-tampil di acara-acara di kampus. Ya, walaupun
lama-lama anggotanya “terseleksi alam” sampai tinggal 20an anak aja. Oiya,
nama paduan suara kita “Voca Wardhana Choir”
Jadi sebenarnya, STAN ngga punya
tim paduan suaranya sendiri. Yang ada, pas mau wisuda dibuka deh audisi untuk
tim paduan suara wisuda. Nah, dari penyanyi-penyanyi wisuda ini ingin membentuk
satu tim paduan suara yang tetap. Lahir deh Voca Wardhana. Jadi bisa dibilang
angkatan saya ini generasi pertama dari padus Voca Wardhana.
Penampilan puncak kita, yaitu
saat kita mengadakan Konser Annual Perdana tanggal 17 Desember 2011. Konser
kita mengambil tajuk “Voice (Voca in Concert), Symphony of The Universe”. Nah,
di konser ini saya baru merasakan bagaimana susahnya mempersiapkan sebuah
penampilan. Kita digembleng latihan nyanyi sampai malam, plus latihan koreo
sama blocking panggung. Waktu itu kita nyewa 3 orang pelatih sekaligus!
Alhamdulillah, konsernya berjalan lancar, dengan tiket yang SOLD OUT! Bahkan sampai
kelebihan kuota. Kalau mau liat perform kita pas konser, bisa ditengok di youtube.com/user/vocawardhana.
Kelompok 3 "Yakmo Rambe Yamko" |
Rehearse Voca Concert |
Rehearse Voca Concert |
Saya gabung di Voca sampai di
tingkat 2, berarti kurang lebih 1,5 tahun. Alasannya karena capek aja sih,
hehehe... Di tambah lagi, saya sedang ngurusin UKM baru di STAN, yaitu “Sanggar
Budaya Nusantara (Sabdanusa)”. (Akan saya share ceritanya di postingan lain)
Nah, sampai di sini aja pengalaman saya di dunia tarik suara ini. At least untuk saat ini. Penampilan
terakhir saya, waktu itu ikut audisi lomba nyanyi antarkelas di acara
“Artistic” pas tingkat 3. Yah, walaupun nggak lolos tapi tetep seneng.
Akhir kata, saya cuma mau bilang
aja, apapun hobi kamu, just do it... as long as it is POSITIVE! Do whatever you love, cause we never what the
future will hold!
Thanks-List:
Mrs.
Rini, my counseling teacher for finding my little aptitude
Mr. Kent, for being my first vocal coach
Taruna dra. Zulaeha, for giving me a
place to learn
@vocawardhana, for the experience
Google & Photographer(s), for
the pics
YOU, for
reading this! :)
6 comments
Lu ikutan Voice 1? Kok gue ga inget yak?
BalasHapusAhahahaha.... :P
Jahatnya Dzikrii.. Aku ada di belakang waktu itu, hahaha... Klo Voice 2, baru aku jadi penonton :P
HapusRalat: Pertama kali kita ngeliat Voca adalah hari penutupan ACTION, bukan DINAMIKA
BalasHapusiyekah? --a duh timeline sudah mulai berantakan, ^^v
HapusPengalaman kita sama berarti bro! Awalnya gua juga gak bisa baca partitur, cuma sejak masuk eskul padsu jadi bisa, terus sukses ya buat tim padsu-nya STAN..
BalasHapusDi blog gua juga ada jalan pengalaman gua dalam nyanyi, mampir ya, di..
insidestevefanus.blogspot.com
Hahha, thanks udah berkunjung di blog nggak penting w ini hehehe :D
Hapus