Kami merencanakan perjalanan ini seminggu sebelum hari-H. Waktu itu,
saya lagi ‘pulang kampung’, melarikan diri dari rutinitas harian yang
membosankan di Jember. Seperti biasa, saya menyempatkan diri ketemuan sama
kawan-kawan lama semasa sekolah. Kita nongkrong di salah satu café (cieh) di
kota Probolinggo. Dan seperti biasa pula, kami membicarakan tentang kegiatan
sehari-hari, tentang hal-hal yang tidak terlalu penting, dan yang pasti nggak
ketinggalan menggunjing membicarakan teman-teman lain. Di tengah asyik
menikmati obrolan penuh dosa itu, munculah ide buat mengunjungi salah
satu destinasi wisata di daerah kami. Pulau Gili Ketapang. And that was a great
idea! Secara kalau dipikir-pikir, selama 19 tahunan saya hidup di Probolinggo,
saya belum pernah mengunjungi pulau kecil itu. Padahal deket banget. Akhirnya,
jadilah kami merencakan perjalanan ini dan merealisasikannya di weekend
berikutnya.
Minggu kedua di kantor
baru, diawali dengan kejutan kecil bahwa saya akan dimutasi (lagi). Ya, mutasi,
tapi internal kantor. Hari Senin (kalau nggak salah), sesaat sebelum pulang
kantor saya dipanggil ke ruangan Kepala Seksi (Kasi) Pemeriksaan. Setelah saya
masuk dan berbincang sejenak, beliau mengatakan bahwa penempatan saya di Seksi
Pemeriksaan ternyata adalah sebuah ‘kesalah(paham)an’.
Seminggu sudah saya
bekerja di kantor baru, KPP Pratama Jember. Hari-hari menjadi “anak magang” pun
kini tlah berlalu. Tak ada lagi waktu-waktu santai yang berlimpah. Tak ada lagi bikin-bikin kesalahan ala-ala anak magang. Tak ada lagi bermalas-malasan karena kurang kerjaan. Yang ada sekarang adalah dunia kerja yang sesungguhnya. Kerja! Kerja! Kerja! (prett).
Diberdayakan oleh Blogger.