Lumajang Day Trip: Air Terjun Tumpak Sewu & Kabut Pelangi

November 25, 2018

Berhubung hari libur kemarin (Maulid Nabi) saya ngga pulang ke rumah (Probolinggo), jadinya saya meng-iya-kan ajakan teman-teman kantor untuk jalan-jalan. Ya, bisa dibilang saya cukup jarang ikut mereka bepergian, soalnya saya lebih sering balik ke rumah ortu kalau lagi libur atau weekend. Nah kali ini, selain daripada gabut, saya tertarik ikut mereka sebab agendanya adalah ke Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang, yang mana saya pengen banget ke sana sejak jaman baheula!

Pasti udah pernah dengar kan Tumpak Sewu? Apalagi buat para instagramers. Dari foto-foto yang beredar, memang terlihat kalau tempat ini punya view yang indah. Sungguh cocok untuk mempercantik feed, bukan?

Dan yang menambah seru hari itu adalah, kami ngga cuma mengunjungi Tumpak Sewu. Kami juga “mampir” di air terjun lain—tidak jauh dari situ—yang bernama Air Terjun Kabut Pelangi. Hm.. Saya baru pertama kali dengar nama air terjun ini sebenarnya. Dan ternyata, tempat ini jauh melebihi ekspektasi saya!

So, here where the story begins...


Pagi-pagi sekali, kami berangkat dari kota Jember menuju Lumajang, dengan perut yang keroncongan karena belum sarapan. Saya berusaha untuk tidur, tapi tak bisa sebab kepala terantuk-antuk jendela mobil ditambah kepanasan karena AC kacrut terkena matahari pagi. Barulah hampir dua jam kemudian, kami sampai di kota Lumajang dan berhenti di salah satu rumah makan di sana. Saya pikir, karena sudah masuk area Lumajang, perjalanan tinggal sedikit lagi. Ternyata salah! Kata rekan saya (yang sudah pernah ke sana), perjalanan kami masih setengahnya! Huft.

Kami pun melanjutkan perjalanan, dan mood kembali membaik saat kami melewati jalanan dataran tinggi dengan pemandangan indah di sisi jalan. Di satu momen bahkan kami sempat melewati sungai besar tempat aliran lahar dingin Gunung Semeru. It was so pretty.

Singkat cerita, sekitar pukul 09.30, kami sampai di area Tumpak Sewu. Dan hal pertama yang kami lakukan adalah... ke toilet. Oiya, untuk memasuki kawasan air terjun, kita diharuskan membayar Rp10.000,00 untuk parkir mobil. Kemudian di loket official-nya, kita akan dikenakan Rp10.000,00 per orang.

Ticket counter

Dari loket, perjalanan ke lokasi air terjunnya ngga begitu jauh sih. Trekking sebentar mungkin sekitar 200 meter lah, dengan kontur tanah menurun. Itu berangkatnya ya. Berati pas balik nanti, ya, jadi tanjakan. Haha. Tapi jalannya enak kok. Udah di semen gitu.

The track

Sekitar 10-15 menit kemudian, kami pun sampai di Air Terjun Tumpak Sewu

Dan kata pertama yang terucap dari bibir saya adalah... WOW!

Tumpak Sewu

Gilaaaak cantik banget sih ini! Saya pikir, ini adalah air terjun paling cantik yang pernah saya kunjungi! Dan kebetulan sekali hari itu cerah, jadi kami diberkati dengan adanya pelangi di sekitar air terjun. MasyaAllah...

Tumpak Sewu

Air Terjun Tumpak Sewu sendiri memiliki ketinggian sekitar 120 meter dan bersumber dari Sungai Glidih yang berhulu di Gunung Semeru. Bentuk air terjun ini memang unik, yakni terdiri dari beberapa aliran air yang berjajar membentuk setengah lingkaran, sehingga tampak seperti sebuah tirai.

Tumpak Sewu

Udah lah pokoknya speechless dengan keindahannya. Tapi satu hal waktu itu yang bikin saya penasaran. Kalau mau turun ke dasarnya lewat mana ya?

DI lokasi kami waktu itu, memang sudah dibangun semacam “panggung” yang dilindungi pagar. Jadi posisi kita ada di atas air terjun. Tapi di sana tidak ada jalur khusus untuk turun ke dasar air terjun. Dan akhirnya, waktu kami memutuskan untuk kembali, saya baru ngeh ternyata jalur untuk kebawah ada sebelum memasuki “panggung” tadi. Kalau kita baru datang, jalurnya itu ada di sebelah kiri. Dekat warung bambu dan pangkalan ojek. Namun, memang di sana terpasang papan peringatan kalau “pengunjung berhenti di sini” atau dengan kata lain kalau kita mau turun ya do it with your own risk.

Trek ke dasar air terjun

Saya pengen banget turun sebenarnya, cuman anak-anak ngga ada yang berminat. Pas saya tanya ke orang-orang yang udah turun, perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 30-60 menit. Pas saya melongok ke bawah, jalurnya memang hanya sekadar “tangga” tanah dengan pegangan bambu. Ini mengingatkan saya dengan jalur menuju Pantai Kelingking, Nusa Penida. Sayang sih memang waktu itu ngga turun. But anyway, kalau kesini lagi.. saya harus turun pokoknya! J

Waktu itu masih tengah hari. Setelah selesai sholat Dhuhur, kami juga bingung mau kemana lagi. Akhirnya dalam perjalanan (supposedly) balik ke Jember, kami mendapat ilham untuk mampir ke satu tempat lagi. Di mobil, kami udah nyari-nyari tuh mau kemana, dan akhirnya memutuskan untuk ke Air Terjun Kapas Biru. Tapi berhubung ternyata jalur kesana sempit banget (entah itu jalur yang bener atau engga) dan ngga bisa dilewati mobil, kami akhirnya putar arah ke air terjun lain, yaitu Kabut Pelangi. Dan jaraknya ngga jauh juga dari Tumpak Sewu.

Singkat cerita, kami sampai di tempat parkir Air Terjun Kabut Pelangi dan kami disambut oleh bapak-bapak di sana. Waktu itu lumayan sepi ya tempatnya. Dan waktu kami tanya ke bapak-bapak itu, berapa lama jalan ke air terjunnya, beliau bilang.. “ya kalau masih muda sih 15 menit-an”. Well, okay, lumayan dekat ya ternyata. Oiya, untuk masuk ke air terjunnya, kita dikenakan biaya Rp10.000,00 untuk mobil, dan Rp5.000,00 per orang.

Kabut Pelangi parking area

So, kami pun memulai trekking ke air terjun Kabut Pelangi.

Track to Kabut Pelangi

Jalurnya sih menurun ya. Pemandangan di sekitar juga cukup kece karena di samping kami adalah jurang dengan sungai di dasarnya. Tapi kok, rasa-rasanya kami sudah berjalan 15 menit belum sampai juga ya. Sampai kami masuk hutan, jalan naik turun bukit, kok ya ngga nyampe-nyampe. Sepertinya kita “dikibulin” sama bapak-bapak tadi. Atau ukuran kecepatan yang ia pakai adalah untuk masyarakat sekitar?

Mendaki gunung lewati lembah

Akhirnya sekitar 30-45 menit kemudian, kami sampailah di sebuah warung di tepi sungai. Di dekat sana ada air terjun super mini yang jatuh ke aliran sungai. “Jadi, ini air terjun Kabut Pelangi-nya?”, ujarku dengan nada yang sedikit kecewa dan emosi jiwa. Namun, bapak penjaga warung dengan sabar menginformasikan bahwa, air terjun Kabut Pelangi-nya masih jalan lagi mengikuti aliran sungai sekira ya 100 meter lagi. Wew. Syukurlah. Hampir saja mau mara sebab tak sebanding dengan jalan kemari.

Warung

Air Terjun "Anak" Kabut Pelangi

Kami pun melanjutkan perjalanan ke Kabut Pelangi yang sesungguhnya. Dan perjalanan waktu itu mengingatkan saya dengan trek ke Air Terjun Madakaripura, Probolinggo. Kita beberapa kali harus menyeberangi sungai, jadi harus ekstra hati-hati ya agar tidak terjerembab, apalagi sampai sendalnya hanyut.

Masih lanjut kita

Deep in the forest

And finally, kami pun sampai di Air Terjun Kabut Pelangi...

Weww..

Welcome to Kabut Pelangi

Lagi-lagi ya, saya terpana dengan keindahannya. Meskipun Cuma satu aliran, tapi lokasi Kabut Pelangi ini eksotis sekali. Cantik. Dan kelihatannya sih memang belum banyak pengunjung yang kesini ya. Tampak dari sampah yang “tidak terlalu banyak”. And I’m so thankful for that.

Air Terjun Kabut Pelangi

Air terjun ini berketinggian sekitar 100 meter dan yang membuatnya lebih menarik (menurut saya) adalah formasi bebatuan di sekitarnya. Jadi di dasarnya itu ada kayak dua batu besar yang berhadapan, dan biasanya memang dijadikan spot foto bagi para pengunjung. Memang kece sih untuk framing foto.

Air Terjun Kabut Pelangi

Kami di sini lumayan lama ya, sampe sekitar Ashar dan ngga ada pengunjung lain sampai beranjak. Waktu kami sampai di warung tadi juga, si ibuk sama bapak udah mau berkemas dan so sweet-nya lagi, selain memang untuk berjualan, beliau berdua ini “bertugas” untuk menjaga para pengunjung yang datang ke sana. Jadi mereka akan nungguin sampai pengunjung terakhir pulang.

Dan satu hal lagi yang so sweet adalah pas kami sampai di parkiran lagi. Bapak-bapak di sana ngasih kami salak gratis! Memang di sana banyak kebun salak ya. Tapi awalnya saya kira, kami ditawarin buat beli salaknya, like you know mana ada sih yang gratisnya di jaman sekarang, tapi ternyata kami diasih secara cuma-cuma, hehe. Namun, beliau meminta satu hal. Beliau meminta kami untuk meng-upload/mempromosikan Air Terjun Kabut Pelangi di social media kami, biar semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Wah pak, pasti kami akan melakukannya walau tanpa disuruh, hehe..  

Jadi, untuk pemirsa yang membaca ini, yuk kalau ada waktu luang datang ya Air Terjun Kabut Pelangi! Siapa tau dapet salak gratis juga, hehe..

Sekian. Terima Kasih.

You Might Also Like

0 comments

Diberdayakan oleh Blogger.