Tahun Baruan di Madakaripura

Januari 31, 2018

Akhirnya yaa setelah 25 tahun masa hidup saya di Probolinggo, kesampaian juga menginjakkan kaki di air terjun paling hits se-kabupaten, yang bahkan orang-orang dari luar kota pada datang ke sini, dan menempatkan tempat ini sebagai top list kunjungan mereka (setelah Bromo), apalagi kalau bukan Air Terjun Madakaripura!

Agak malu juga sebenernya masak warga lokal belum pernah ke sini, tapi ya better late than never kan? Hhe..



Libur tahun baru rasanya sayang ya kalau dilewatkan begitu saja tanpa main kemana gitu. Jadinya saya menggelontorkan “undangan” jalan-jalan di grup whatsapp rekan-rekan SMA. Saya mengajukan satu pertanyaan pada tanggal 30 Desember 2017 yang berbunyi: “Ngga dolen rek preian?” (“Ngga main guys liburan?”). Kemudian saya biarkan. Masih saya pantau.

Setelah puluhan chat, gonta-ganti tujuan dan tanggal, serta bongkar-pasang pemain (seperti rencana-rencana perjalanan pada umumnya) akhirnya diputuskan tujuan kami ke Madakaripura, berangkat 1 Januari 2018, dengan jumlah personil 6 orang sahaja. Finally.

Senin, 1 Januari 2018

Kami berangkat dari Kecamatan Leces sekitar pukul 07.00 dan kalau dari daerah rumah kami, ada beberapa jalan alternatif untuk menuju ke sana, tapi basically rute ke Madakaripura itu sama dengan rute ke Bromo, cuman nanti ada tikungan ke arah Desa Sapih. Ikuti papan petunjuk aja atau GoogleMaps. Tempatnya mudah dijangkau kok, meskipun jalannya kadang bergeronjal-geronjal.

Kami sampai di Madakaripura sekitar pukul 09.00 dan ternyata kondisi di sana jauh lebih baik dari yang saya pikirkan. Saya pernah dengar kalau dulu sering ada oknum-oknum yang meminta pungutan liar, dan memaksa pengunjung untuk membayar jasa memandikan motor yang bahkan kita tidak minta. Tapi tetep mereka nyiram-nyiram motor kita. Kan kzl.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan kesadaran pemerintah & warga untuk memajukan wisata air terjun ini, sekarang sudah dibangun sarana dan prasarana yang mumpuni, serta dijaga keamanan dan ketertibannya. Jadi kita sudah tidak perlu khawatir akan ada pungli-pungli seperti zaman jahiliyah.

Tiket masuk air terjun dipatok seharga Rp11.000 total, Rp6.000 dari Perhutani & Rp5.000 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Cukup terjangkau lah ya bila dibandingkan dengan keindahan yang akan kita nikmati. Setelah dari counter tiket, kita masih harus berjalan kurang lebih 20-30 menit menuju pintu masuk, yang mana nanti tiket kita akan diperiksa. Oiya, kita juga bisa memakai jasa guide kalau mau, tapi jalan sendiri aja juga bisa kok.

Ayo mlaku

Ada beberapa tips kalau mau ke Madakaripura ya gaes. Pertama, datanglah pagi-pagi (kayak kami waktu itu lumayan lah) sebab perngunjung masih belum terlalu ramai dan gampang cari parkiran. Kedua, pakailah sandal yang nyaman dan enak untuk jalan dan “memanjat bebatuan”. Sandal gunung is the best option. Yang terakhir, bawalah jas hujan/payung bila Anda tidak ingin “terlalu” berbasah-basah ria dan agar nampak lebih pintar dari pengunjung lain, kecuali jika Anda memang ingin mandi-mandi dan basah maksimal, ya, monggo.

Patung Gajah Mada

Di pintu masuk, kita akan disambut oleh sesosok patung Gajah Mada yang sedang bersila. Madakaripura memang erat hubungannya dengan sosok patih Majapahit tersebut. Konon katanya, air terjun ini adalah tempat semedi terakhir Gajah Mada hingga mencapai moksa. Di dekat patung ini terdapat musholla, pura, toilet, dan kursi-kursi untuk istirahat sebelum kita melanjutkan perjalanan ke air terjunnya. Jangan syedih ya, soalnya masih harus jalan kaki lagi sekitar 20-30 menit lagi.


Yok mlaku lagi

Di sepanjang perjalanan, kita akan dimanjakan dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Tebing-tebing menjulang, pohon-pohon hijau, juga sungai. Very refreshing!


Refreshing scenery

Kami lalu sampai di sebuah tikungan di mana sudah mulai terlihat air yang berjatuhan dari dinding-dinding tebing. This is it! Kami sudah sampai. Yey! Dan saatnya kami memakai jas hujan dan mengamankan semua bawaan. Buat yang ngga bawa jas hujan, tapi pengen pakai, jangan khawatir di sini ada yang menyewakan.

Get ready fellas!

Kami lalu melangkahkan kaki di antara licinnya bebatuan dan dinginnya air sungai. Dan.. wow.. apa yang saya lihat waktu itu cukup amazing sih. Saya udah lupa ya kapan terakhir kali ke air terjun (apa jangan-jangan belum pernah). Guyuran air dari tebing-tebing yang tertutup tanaman rambat itu membentuk tirai putih yang sungguh cantik. Sayang pabila tidak didokumentasikan dan diunggah di media sosial.


Eits, tapi ini masih belum air terjun utamanya lho pemirsa! Setelah puas foto-foto di “tirai” pembuka itu, kita masih perlu jalan lagi menyusuri sungai. naik turun bebatuan, kemudian memanjat semacam dinding tebing yang sempit nan licin, baru kemudian kita sampai di lokasi inti.

Air terjun setinggi ±200 meter yang jatuh dari puncak tebing melingkar berdiameter ±25 meter. Kita serasa berada di dasar tabung raksasa, dan sekali lagi, it was sooo AMAZING!

The hole

Maka tak salah bila Madakaripura dijadikan destinasi wajib saat berkunjung ke Probolinggo. Keindahan yang ditawarkannya membuat siapapun betah berlama-lama di tempat ini, kalau ngga kedinginan. Kami pun demikian, cukup lama kami menikmati keindahan ciptaan Tuhan itu sembari, tentu saja, mengabadikannya lewat foto.



Kami beranjak setelah pengunjung yang datang semakin ramai dan tanpa terasa, air pun jatuh juga dari langit. Gerimis say. Meskipun pegel-pegel dan basah, saya tetap bersyukur dan bahagia akhirnya bisa menyaksikan secara langsung keindahan Air Terjun Madakaripura. Dan juga tercoret satu syarat lagi untuk menjadi nak hitz Bolingo, hhe..

It was a great way to start a new year anyway! J

Jadi, ada yang udah pernah ke sini? Share your thought below...      



NaraHubung:
Air Terjun Madakaripura
Branggah, Sapih, Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur 67183



Thanks-List:
@friskadevimellan@thia.rhio, @lindanoviana14, @rizka.dwitya, & Jimmy for such a fun new year trip and for the pics
wikipedia.org, for the info
YOU, for reading this! J

You Might Also Like

0 comments

Diberdayakan oleh Blogger.