Tanjung Puting Trip: Menyusuri Sungai Sehitam Malam (Part 2, End)
April 30, 2018Jumat, 13 April 2018~
Hari kedua di Taman Nasional Tanjung Puting. Pagi itu kami disambut
dengan suara Owa-owa, burung, serta serangga yang bersahut-sahutan. Menyadarkan
kembali bahwa saya sedang berada di tengah rimba Kalimantan.
Saya sempat berjalan-jalan di sekitar Desa Sungai
Sekonyer—tempat kami menginap—dan ternyata kondisinya ya sama seperti desa-desa
pada umumnya. Saya pikir karena letaknya di tengah hutan, akan menjadikannya
agak “wild” dengan rumah-rumah dari
kayu dan beratap daun gitu. Ternyata enggak juga. Di sana bangunannya udah semi
modern, meskipun sederhana. Ada masjid, perpustakaan, toko-toko, juga motor
yang berlalu-lalang. It was a nice walk
tho.
Sekitar pukul 08.00/09.00, klotok kami angkat sauh dan beranjak menuju lokasi feeding kedua, yakni Camp Pondok Tanggui.
Pemandangan indah di sepanjang Sungai Sekonyer masih menjadi
“penghibur” kami di tengah panasnya cuaca hari itu. Saya berharap bisa melihat
hewan-hewan liar lebih banyak lagi. Tapi ternyata ngga semudah itu mereka menampakkan
diri. Sekali waktu ada seekor burung dengan bulu indah berwarna biru melintas
di depan klotok kami. Kata Bang Faisal, itu burung jenis Kingfisher. Mereka memang sering mencari makan (berupa ikan) di
sekitar sungai.
Kami juga sempat melewati pintu masuk Rimba Ecolodge. Salah satu penginapan ternama yang ada di Tanjung
Puting ini. For your info, di tempat
ini juga artis Hollywood Julia
Roberts pernah menginap saat membuat sebuah film dokumenter. Kalau mau nginep
di sini bisa banget sih. Ada kok paket trip
yang sekalian stay di sini. Tapi
harganya tentu lebih melanbung jauh terbang tinggi yha~
Sekitar satu jam mengarungi sungai, kami pun tiba di Camp
Pondok Tanggui. Untuk sampai ke lokasi feeding-nya,
kita mesti jalan agak jauh (lebih jauh dari Camp Tanjung Harapan). Sebenernya,
kata Bang Faisal, jalan masuk dan keluar di Pondok Tanggui ini dibedakan (kayak
muter gitu). Jadi semacam one way. Tapi berhubung waktu itu ada pohon tumbang,
kami jadi lewat satu jalur yang sama.
Pas sampai di tempat feeding,
ternyata di sana udah banyak orang. Dan lagi-lagi mayoritas bule. Namun, belum
ada satu orangutan pun yang hadir di “panggung” feeding-nya. Para ranger juga masih sibuk teriak-teriak ala-ala
tarzan gitu buat manggil orangutannya.
Berjam-jam kami nunggu, tapi ngga dateng-dateng juga
orangutannya. Beberapa pengunjung ada yang “menyerah” dan pergi meninggalkan
lokasi feeding. Hal kayak gini
sebenernya wajar-wajar saja terjadi. Mungkin bagi kita (para turis), agak
kecewa ya ngga bisa nonton orangutannya. Tapi sebenernya, ini bisa jadi
pertanda baik dari segi ekosistemnya. Dengan tidak hadirnya orangutan di tempat
feeding, bisa menandakan bahwa cadangan makanan di hutan masih cukup tersedia.
Atau bisa juga mengindikasikan bahwa orangutan-orangutan tersebut sudah tidak
bergantung lagi pada “bantuan” manusia.
Dan akhirnya, kami pun “menyerah” juga dan pergi
meninggalkan Camp Pondok Tanggui. But
that’s okay for me. Namanya lagi di alam liar, expect the unexpected kan.
Tujuan kami berikutnya—sekaligus yang terakhir— adalah Camp Leakey. And I was sooo excited! karena dalam perjalanan menuju Camp Leakey
ini, kita akan melewati salah satu tempat yang iconic dari Tanjung Puting, yakni sungai berair hitam!
Perjalanan menuju Camp Leakey memakan waktu sekitar satu
jam. Dan kita bakalan tau kalau udah deket lokasinya, saat kita sampai di
percabangan sungai, dan air sungai yang berwarna coklat akan bertransisi
menjadi hitam! Like, literally hitam. Cool!
Btw air hitam di sungai ini bukan karena tercemar lho. Tapi
karena efek lahan gambut di sekitar. Dan malah air di sini terbilang bersih.
Beda dengan air sungai yang berwarna coklat sebelumnya.
Entah kenapa suasananya tiba-tiba berubah jadi makin dingin,
sunyi, dan sedikit... misterius. Lebar sungai makin mengecil. Dan kayaknya hutan-hutannya
juga tambah rapat, makin dense. Sebagian
permukaan sungai juga tertutup tumbuh-tumbuhan.
Namun dibalik ke-eksotisan pemandangannya, sungai hitam ini
merupakan “rumah” dari Buaya Muara (Crocodilus
porosus) dan Buaya Sinyulong/Supit (Tomistoma
schlegeli)! Kata Bang Faisal ada yang panjangnya mencapai 6 meter dengan
tubuh hitam dan punggung berlumut. Heuheu!
Dulu pernah ada kejadian turis meninggal gara-gara diserang buaya pas dia lagi
berenang di suangi hitam ini. Jadi, rekan-rekan sekalian yang punya keinginan
main-main air apalagi nyebur di sini, diurungkan saja ya.
Sesampainya di Camp Leakey, kita akan mengunjungi dulu information center. Di sini, kita ngisi
buku tamu dan bisa baca-baca berbagai macam informasi tentang orangutan dan TN
Tanjung Puting.
Satu hal yang menarik saya adalah cerita mengenai Tom,
orangutan yang dulu merupakan jantan dominan di Tanjung Puting ini. Pas saya
baca-baca artikel, nama Tom kerap muncul sebagai highlight. Dia juga pernah jadi model sampul majalah National Geographic. Namun sayang, Tom
telah menghilang selama berbulan-bulan or
years (lupa mulai kapan). Kabarnya dia kalah tarung dengan pejantan lain,
sehingga dia meninggalkan wilayah kekuasaannya dan pergi ke sisi lain hutan dan
tak pernah kembali. What a though life!
Dari information center, perjalanan menuju lokasi feeding
masih cukup jauh. Sekitar sejam-an jalan kaki. By the time we get there, baju dan tubuh ini sudah basah bermandi
keringat. Tapi semua terbayar saat orangutan-orangutan mulai berdatangan dan memakan
pisang-pisang yang sudah disediakan. So
cute!
Ada banyak sih yang datang dan pergi waktu itu. Tapi yang
paling memorable, pas kita semua lagi fokus nonton ke “panggung”, tiba-tiba
salah seorang ranger ngasih tau kalau ada orangutan di belakang kita! Omg.
Meet Yuni! |
Namanya Yuni, salah satu betina dominan di sini. Dan dia
lagi bawa bayi. Unch so cute! Para
ranger pun menyuruh kami minggir dan ngasih jalan buat Yuni. Dan itu adalah
pengalaman yang exciting sekali untuk
bisa sedeket itu sama orangutan liar! Wew.
Kami pun duduk kembali dan melanjutkan menikmati tingkah
pola orangutan (terutama yang bayi-bayi) yang memang sangat adorable. Namun tidak lama kemudian,
kami dikejutkan lagi dengan kedatangan orangutan lain dari belakang (lagi), dan
kali ini bernama Akhmad. Salah satu orangutan betina tertua di sini. Omg. Dua
kali bisa sedeket itu sama orangutan, like,
cuman berjarak 1-2 meter! Wagelaseh!
Sekitar 30 menit
sebelum jam feeding berakhir, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga
membuat semua pengunjung harus undur diri dari Camp Leakey. Mana jarak ke pintu
keluarnya jauh amat ya alhasil basah lah seluruh pakaian ini. But it was fun. Seriously! Gimana lagi cara terbaik menjelajahi hutan hujan, selain
menikmati keindahan hutan beserta “hujan”-nya! Yakhaan...
Camp Leakey menjadi camp terakhir yang kami kunjungi dalam
perjalanan ini. Sore hari itu, kami langsung bertolak kembali menuju Pelabuan
Kumai.
So long, my orangutan
friends!
Tapi jangan sedih, ada satu lagi “keajaiban” Tanjung Puting
yang masih bisa kita saksikan! Dan keajaiban ini hanya bisa kita temui saat
malam tiba. Saat kelotok kita sampai di area hutan nipah. Di sini, kita akan
disuguhi pemandangan ratusan bahkan ribuan kunang-kunang yang berkerlap-kerlip
manja di antara pepohonan Nipah!
Itu adalah salah satu pengalaman paling istimewa yang pernah
saya lihat! Udah kayak lampu-lampu hias di pohon Natal. Namun sayang,
pemandangan spektakuler itu ngga bisa direkam dalam bentuk foto maupun video.
Entah apa kita yang waktu itu ngga punya cukup skill atau alat yang memadai, or
else. Tapi memang, terkadang sesuatu yang indah itu cuman bisa dinikmati,
tanpa bisa didokumentasi. Kalau mau lihat, ya harus kesini langsung! Hehe...
Jadi, demikian cerita saya selama 2 hari 1 malam
menjelajahi Taman Nasional Tanjung
Puting. Seperti yang saya bilang, it was like a dream come true! Untuk bisa pergi sejenak meninggalkan ke-riweuh-an pekerjaan, kemudian mblusuk ke hutan, ngeliat orangutan secara live, hmm... benar-benar pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan seumur
hidup. Dan semoga suatu hari nanti, bisa kembali ke tempat ini.
Sekian. Terima Kasih~
Ada yang udah pernah
ke Tanjung Puting? Share your story below.
Previous Episode...
NaraHubung:
Liborneo Travelguide
Telp./WA: 082230580313 (Dion)
IG: @liborneo.travelguide
Thanks-List:
Liborneo, for the amazing experience
YOU, for reading this! :)
NaraHubung:
Liborneo Travelguide
Telp./WA: 082230580313 (Dion)
IG: @liborneo.travelguide
Thanks-List:
Liborneo, for the amazing experience
YOU, for reading this! :)
0 comments