Pertama Kali Naik Kereta Bandara!

Mei 01, 2018


Hari Selasa, 24 April 2018 kemarin, saya ada tugas kantor ke Jakarta, tepatnya di daerah Gatot Subroto. Sebenernya cuman antar berkas doang, jadi hari itu juga saya langsung balik ke rumah. 

Acaranya selesai sekitar pukul 14.00 dan saya langsung cus ke bandara Soekarno-Hatta. Berhubung Jakarta di jam segitu macetnya masyaAllah subhanallah, saya memutuskan untuk ke bandara naik kereta dari Stasiun Sudirman Baru. Itung-itung nyobain juga soalnya belum pernah. Yang pernah saya coba itu kereta bandara di Medan (Kualanamu) and it was pretty nice, meskipun mehong (mahal) yha.


Saya berangkat dari Gatsu menggunakan jasa ojek online favorit kita semua, Gojek. Dan kebetulan, saya mendapat bapak pengemudi yang sepertinya mantan pembalap liar. Kemampuan beliau untuk mengebut dan bermanufer di tengah kemacetan ibukota membuat saya ngeri-ngeri sedap. Entah berapa kali saya menahan napas, sambil sesekali menjerit tertahan, tatkala hampir disenggol atau diseruduk kendaraan lain. Namun syukur alhamdulillah saya bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa kurang suatu apa.

Sesampainya di stasiun, saya agak keder juga kerana tidak ada papan nama bertuliskan “Stasiun Sudirman Baru” yang tertempel di sana. Saya sampai jalan bolak-balik sambil bertanya dalam hari apakah saya ada di tempat yang tepat? Yang ada di sana waktu itu adalah sebuah stasiun besar bernama “Stasiun BNI City”. Dan ternyata, usut punya usut, “Stasiun Sudirman Baru” ini telah berganti nama menjadi “BNI City”, dikarenakan Bank BNI telah bekerja sama dengan PT Railink untuk menyematkan namanya. Jadi, jangan bingung yha twips. Meskipun sebenernya saya wondering juga pabila perjanjian itu usai, apa namanya akan balik adi “Sudirman Baru”? Kan ribet.

Ground floor (Lantai D)

Anyway, di lantai paling dasar stasiun (Lantai D), kita akan menemukan peron dengan dua buah jalur rel. Cuma itu. Untuk membeli tiket, kita harus naik satu lantai, bisa pakai lift atau tanggal berjalan.
Sesampainya di Lantai 1, saya langsung terkesima dengan megahnya stasiun ini. It’s really huge! Rasanya seperti masuk ke dalam mall. Namun, saya tak kunjung menemukan si ticket counternya. Dan setelah bertanya pada petugas yang ada di sana, untuk membeli tiket, saya masih harus naik satu lantai lagi! Omg.

First floor to Second Floor

Di Lantai 2, kita ngga akan menemukan counter-counter tiket layaknya di stasiun biasa. You know, yang kita ngantri di loket, terus dilayani sama mbak-mbak/mas-mas penjaga loket. Di sini beda! Yang ada di sini hanyalah tiga buah mesin penjual tiket otomatis. Wew. Saya sendiri belum pernah nyoba. Tapi jangan khawatir, ada banyak petugas yang dengan senang hati akan membantu kita.

Ticket Machines


Sebenernya interface mesinnya ngga terlalu rumit sih. Saya lupa detail menu-menunya ya, tapi intinya, pertama kita pilih menu beli tiket. Lalu, pilih stasiun tujuan. Terus masukin nomor telepon. Kemudian pilih metode pembayaran, bisa pakai kartu debit, kredit, voucher, atau prepaid (kayak e-toll gitu kayaknya). Dan di sini ngga ada pilihan cash/tunai lho ya!

Ticket Machine

Setelah kita pilih metode pembayaran, mesin akan memuntahkan 2 buah lembar kertas. Yang pertama tiketnya, yang kedua bukti pembayarannya. Tapi ini saya pakai kartu debit sih, ngga tau kalau pakai metode lain keluarnya berapa kertas. Kita harus simpan baik-baik tiketnya, JANGAN sampai hilang! At least, sampai kita tiba di bandara.

The ticket (Dont lose this!)

Nah, kalau mau ke peron/tempat nunggu kereta, kita harus turun ke Lantai 1 lagi pemirsa. Rempong yes. Kemudian petugas di depan lift ke peron akan mengecek tiket kita. Bukan ngecek juga sih, tapi membantu kita untuk scan kartu melewati portal. Kayak di bandara-bandara gitu.

Scanner

Setelah melewati portal, kita mesti naik lift lagi turun ke Lantai D. Yup, ke tempat kita datang pertama kali! Sebab, di sanalah rel kereta itu berada. Hmm.. benar-benar sebuah petualangan ya gaes, untuk sekedar naik kereta. Hehe..

Finally sampai di peron

Tak lama, keretanya datang dan saya pun berangkat menuju bandara~

Inside the train

Pros-nya dari kereta bandara ini dia tepat waktu sih. Jadi buat penumpang yang butuh cepet ke bandara, daripada macet-macet di jalan, kereta ini bisa jadi solusi yang baik. Gerbongnya juga bersih banget, dingin, kursinya empuk, pokoknya nyaman lah.

Kalau cons-nya, tentu saja harganya yang mehong alias mahal yah. Yaitu sebesar Rp70.000 untuk sekali perjalanan. Mungkin itu juga yang menyebabkan railink ini sepi peminat ya. Tapi masih lebih murah daripada naik taksi di tengah kemacetan Jakarta sih.


Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, kita masih harus nyambung naik skytrain lagi buat ke terminal-terminalnya. Dan, waktu kita keluar dari kereta bandara dan mau masuk ke bangunan sky train, kita masih harus scan tiket kita lagi! That’s why, tiketnya jangan sampai hilang ya gaes!

Pertama kali juga naik skytrain

Overall, dengan adanya kereta bandara ini sebenernya bisa memudahkan para calon penumpang untuk bisa sampai di bandara dengan lebih cepat dan nyaman. Namun pabila harganya bisa lebih murah lagi akan semakin bisa "memudahkan" kita-kita yang tidak berkantong tebal. Yakhann~

Thanks for reading :)

You Might Also Like

0 comments

Diberdayakan oleh Blogger.