FreshMan with P-MAN!

Januari 18, 2014

Setelah sekian lama blog ini terbengkalai, akhirnya saya memutuskan untuk mengisi dan menulis lagi biar blog saya ini tidak menjadi sampah di dunia maya. Dosen saya pernah bilang, banyak orang yang bisa berguna bagi sesama melalui tulisan2nya! Yah, walaupun nanti tulisan-tulisan saya kebanyakan berisi kehidupan dan curhat-curhat pribadi tapi semoga tetep bermanfaat yee..

Well well, nggak kerasa minggu ini adalah minggu terakhir perkuliahan dan minggu depan UAS (Ujian Akhir Semester) terakhir. Abis itu PKL, terus buat laporan PKL, Yudisium, terus wisuda deh.. Hwaa, tidak terasa sudah 3 (tiga) tahun kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tercinta ini. Rasanya baru kemarin ngantri daftar ujian masuk (USM) STAN.

Kalau udah hari-hari terakhir gini, memori-memori kehidupan kuliah dan kebersamaan dengan teman-teman menyeruak kembali di otak layaknya potongan-potongan frame film. Sebenernya agak nyesel juga sih, kenapa nggak dari dulu nulis atau beli kamera yang bagus buat mengabadikan momen-momen selama di kampus. Yaa sudahlah, waktu kan tidak dapat diputar kembali. This time I just try to remember apa2 saja yang sudah saya lalui di kampus STAN tercinta ini

Start from 1st grade (tingkat satu) ∙ ∙ ∙

Di tahun pertama kuliah, saya “ditempatkan” di sebuah kelas bersama teman-teman yang menyenangkan bertitel kelas 1P. Kita bikin nickname kelas kita “P-MAN” which meansP-Marvellous Accounting Newbie” artinya (kurang lebih) kita, anak2 kelas P adalah pendatang baru di akuntansi STAN dan kita adalah pendatang baru yang hebat/mengagumkan! hoho..

Awal masuk, jujur ada kekhawatiran tersendiri, ketemu sama temen-temen baru dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Nanti gimana kita komunikasinya, gimana kalau ada benturan-benturan adat/budaya, gimana kalau ada yang saling singgung, dan lain sebagainya. Tapi, begitu masuk, ealaahh... nggletek... ternyata di kelas ini banyak anak Jawa-nya, ya jadilah bahasa Jawa jadi bahasa yang paling sering terdengar di kelas ini. Walaupun ada juga beberapa teman yang dari luar Jawa, and it was really exciting to learn new cultures, belajar juga sedikit bahasa mereka, tapi ujung-ujungnya mereka yang belajar bahasa Jawa. Malah orang bilang: kucing di STAN juga jadi bisa bahasa Jawa! Tapi tetep, kita juga harus tetep menghargai, menghormati, dan kalau bisa juga mempelajari budaya-budaya lain, toh kita orang semua besodara. Bhineka Tunggal Ika!

Nah, kegiatan kampus yang kita lakukan sekelas pertama kali (kalau nggak salah) itu “Action”, kepanjangannya Accounting in Orientation ato apaa gitu, lupa. Jadi itu semacam rangkaian acara selain untuk pengenalan kampus, juga sebagai sarana mempererat hubungan kelas. Ada talkshow-talkshow (ada om Helmy Yahya lho), pengenalan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), dan ada game-game kekompakan kelas. Di sini juga kita pertama kali memeragakan national costume kita (1P), yang terinspirasi tokoh kartun P-MAN, just like our nickname.


Sebenernya ngga pake penutup kepala dari kresek ini lho, cuma ini anak-anak pada malu pas disuruh senam pake kostum jadi ditutupin, hahaha...


Dan di sini juga saya menunjukkan bakat saya dalam bidang kuliner (cieh). Jadi, ada salah satu item lomba di mana kita disuruh membuat makanan dengan bahan dasar singkong. Nah, dibentuklah tim masak kelas kita dan saya salah satu anggotanya. Kita memilih untuk memasak makanan tradisional “Sawut”. Bikinnya gampang, cuma singkong diparut, lalu dikukus bersama gula merah, disajikan dengan taburan kelapa parut, jadi dah.. Tapi ya, bikinnya itu perjuangan banget lah.

Kita baru dapat singkongnya kira-kira pukul 9 malam, karena singkong-singkong lain udah habis diserbu anak STAN. Alhasil kita marut dah itu singkong sampai tengah malam, dan jari pun jadi korban terparut juga gara-gara ngantuk. Lalu, kita lanjut pagi-pagi, sehabis Shubuh, ke kosan temen yang punya kukusan, dan ngukus sampai mentari menampakkan cahayanya. Ketika mau plating, malangnya, kelapa parut yang kita beli sehari sebelumnya ternyata bau! Sebel. Akhirnya kita memutuskan ganti dengan keju parut. Mahal sih cuy, tapi worth lah, karena apa? Karena kelas kita masuk Top 3! Yeaaay! Memang Tuhan selalu melihat kerja keras umat-Nya. Praise Lord!

Well well di tingkat satu ini, saya memutuskan untuk mengikuti UKM atau ekstrakurikuler  paduan suara, namanya Voca Wardhana Choir. Sebenarnya, waktu itu, choir ini belum benar-benar jadi UKM. Choir ini cuma kumpulan kakak-kakak panitia wisuda (bagian nyanyi) yang memutuskan untuk bergabung dan membentuk satu choir di bawah bendera Voca Wardhana, lalu mereka ngadain open-recruitment deh. Dulunya, STAN nggak punya padus sendiri. Jadi, bisa dibilang saya dan teman-temen waktu itu adalah 'generasi pertama' under the name of Voca Wardhana Choir. Daaan yang daftar waktu itu, buseett, buanyak banget! Ratusan mungkin. Tambah minder dah jadinya, karena terakhir kali nyanyi di padus pas SMP. Oiya for info, dulu pas SMP saya pernah tergabung di padus sekolah. Dan yang menemukan my little aptitude di nyanyi itu bukan saya sendiri, tapi guru BK (Bimbingan Konseling) saya pas SMP, jadinya disuruh ikutan ekstrakurikuler padus. Sama kayak di SMP, setelah di tes awal, saya masuk grup Tenor [di paduan suara umumnya ada 4 grup: Sopran (suara tinggi, cewek), Alto (suara rendah, cewek), Tenor (suara tinggi, cowok), Bass (suara rendah, cowok)] Ini sejauh yang saya tau ya. *cmiiw* Awal terbentuk, anggota Voca lumayan banyak. Masih inget penampilan perdana kami, waktu itu sampai dibentuk 3 grup/tim saking banyaknya anggota. Tapi mungkin karena “seleksi alam”, anggota Voca lama-lama menyusut dan inget banget kami pernah tampil dimana Tenor-nya cuma 3 (tiga)orang dan ada anggota cowok yang bantuin Sopran. Yaah, itulah suka duka saat perform, tapi menyenangkan banget kok ikut Voca, selain menyalurkan minat & (mungkin) bakat, juga kita bisa masuk banyak acara kampus dengan gratis!

Hwalaah, baru nyadar daritadi nyeritain kegiatan sampingan selain kuliah. Malah kuliahnya sendiri nggak digubris, gomen gomen. Kalau di STAN mah kuliahnya (bisa dibilang) santai, bila dibandingkan dengan kampus lain. Kalau kata teman-temen SMA, mereka cerita kalau sering kuliah malam-malam, setiap minggu ada praktikum, setiap minggu harus ngumpulin laporan, dsb. Kala di STAN itu enak banget (provokatif). Kita nggak pernah yang namanya kuliah malam hari. Kita itu kuliahnya cuma dalam range Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 Tapi dalam seminggu kita nggak full, saya pernah malah cuma seminggu kuliah 3 (tiga) hari Kecuali kalau mendekati ujian, kita boleh kuliah hari Sabtu/Minggu. Enak kaaann, hehehe..

Pelajaran kita waktu Tingkat 1 (satu) yaitu:
Semester 1: Bahasa Indonesia (3 SKS), Bahasa Inggris (3 SKS), Pengantar Ilmu Ekonomi (3 SKS), Aplikasi Komputer (3 SKS), Statistika (3 SKS), Pengantar Akuntansi I (3 SKS), Pengantar Ilmu Hukum (2 SKS)
Semester 2: Pendidikan Agama (3 SKS), Pendidikan Kewarganegaraan (3 SKS), Ekonomi Mikro (3 SKS), Manajemen (3 SKS), Pengantar Akuntansi II (3 SKS), Lab. Pengantar Akuntansi (2 SKS), Pengantar Perpajakan (3 SKS), Hukum Perdata & Bisnis (2 SKS)


Secretly, di STAN tuh kalau cuma sekedar mencari 'lulus' itu gampang (bukannya congkak lho). Tapi emang bener kok, dosennya baik-baik (resss), dan kalau mau ujian, kisi-kisi tersebar seantero kampus. Jadi wajar lah kalau nilai anak-anak banyak yang bagus (kecuali apes dapet dosen yang rempong). Kalau pengen sekedar lulus, pokoknya datang perkuliahan (minimal 80% kehadiran per semester), duduk manis, jaga sikap, insyaAllah pasti lulus. Lha wong saya sendiri kadang-kadang duduknya paling depan, malah bikin acara sendiri pas dosennya nerangin, semacam ngobrol ringan, berdebat hal-hal yang tidak terlalu penting, main tebak-tebakan, ngisi buku TTS (Teka-Teki Silang), sampai ketawa-ketawa ngakak nggak jelas macem kebiasaan SMA. Tapi alhamdulillah, sampai sekarang masih bisa survive di STAN ini.



Nah, ke cerita lain, di tingkat satu ini juga saya pertama kali merasakan yang namanya makrab (malam keakraban).  Jadi kita sekelas pergi bersama ke suatu tempat, nginep, dan ngadain acara-acara yang memang tujuannya untuk mengakrabkan sesama anggota kelas. Ini sepertinya sudah menjadi budaya/agenda rutin setiap kelas di STAN setiap tahunnya. Waktu itu kita memilih pergi ke puncak! Yeaaaay.. That was my first time ke puncak. Wiiii, tempatnya enak banget dah. Kita nyewa vila gitu. Suasananya damai, jauh dari hiruk pikuk kota, sejuk, pokoknya so refreshing. Kita di sana masak sendiri, bakar-bakaran, cerita-cerita, tidur bareng (beda kamar tapi ya cewek cowok). Ada juga acara award-award-an gitu. Saya dimasukin nominasi award 'ter-couple' cobak bareng satu temen cewek (Dian, namanya) padahal kita cuma temen yang sering duduk bareng doang. Silly-nya lagi saya menang award 'ter-ALAY'! Demi apa cobak, padahal tulisan saya kan b1454 @jj4h, masak dibilang alay.




Anyway, afterall seneng banget dah bisa masuk di kelas ini. Bersyukur, karena saya percaya kalau di dunia ini, there is no such thing as a coincidence, there only is necessity. Di dunia ini tidak ada yang namanya “kebetulan”, semua kejadian yang terjadi, pertemuan kita dengan orang lain, itu semua ada alasannya, yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kita syukuri saja apa yang telah kita miliki saat ini, di mana pun kita berada, siapapun orang-orang di sekitar kita, karena bersyukur adalah kunci kebahagiaan. Dan apa sih yang kita cari di dunia ini kalau bukan kebahagiaan? 




Cerita seputar tingkat 2 dan tingkat 3 di postingan berikutnya ya...

Sekian, terima kasih~
(artikel ini ditulis di satu waktu sebelum lulus)



Thanks-List:
P-MAN (1P Akuntansi STAN), for the inspiration
Photographer(s), for the pics
YOU, for reading this! :)

You Might Also Like

2 comments

  1. Ternyata....
    Tingkat 1 aku kelas O, lu kelas P.
    Tingkat 3 aku kelas AG, lu kelas AF.
    Dua tahun tetanggaan kok kita ga pernah ketemu pas kuliah ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetanggaan bukan berarti kelasnya sebelahan kaaaan, kkkkk :D Mungkin blom berjodoh kali, hahaha

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.