One Special Chapter in My Life
November 09, 2014
Hemm bulan November ini tampaknya jadi bulan yang cukup melankolis buat
saya. Saya mengalami beberapa ‘kehilangan’ yang lumayan menyesakkan hati. Heuheu...Tapi yah, namanya hidup, ada
yang datang, ada yang pergi, lalu datang lagi, kemudian pergi lagi. The life must go on anyway, right?
Tanggal 27 Oktober kemarin, saya ada jadwal lapor ke kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di
Jakarta. Laporan ini wajib hukumnya buat alumni STAN, calon pegawai DJP. Ahayde! Saya & anak-anak Kempro (Keluarga Mahasiswa Probolinggo)
berangkat hari Jumat tanggal 24 Oktober. Untungnya, kita masih kebagian tiket
kereta Kertajaya (Surabaya-Jakarta) seharga 50.000 rupiah. Kita juga udah pesen
tiket buat balik dari Jakarta tanggal 30 Oktober (ato tanggal 31 kalo nggak
salah, lupa saya) dengan harga yang sama. Kami berangkat dari Terminal Bayuangga
Probolinggo menuju Surabaya kurang lebih pukul 15.30. Sementara keretanya
dijadwalkan berangkat sekitar pukul 21.00.
Sebenernya, nggak cuma anak DJP aja yang harus lapor ke kantor pusat, tapi
juga alumni STAN yang ditempatin di instansi-instansi Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) lain. Seperti kawan saya sesama Kempro, om bulu @wahyuhhs_ yang
dapet penempatan Direktorat Jenderal Bea
Cukai (DJBC), harus lapor juga ke kantor pusat DJBC di daerah Rawamangun.
Perjalanan Probolinggo-Surabaya ternyata tidak selancar yang kami
bayangkan. Entah karena menjelang weekend, atau gara-gara besoknya hari libur juga (tanggal 25 Oktober), jalanan di
Surabaya macet cet cet. Bahkan di jalan tol-nya juga. Sekitaran Isya’ kita baru
nyampe Terminal Bungurasih, Surabaya. Dan masih harus naik bis kota buat ke Stasiun
Pasar Turi. Jalanan dari terminal ke stasiun juga lumayan macet, padahal udah
lewat tol dalam kota. Akhirnya kita nyampe di stasiun pas injury time. Kita
boarding ke dalam kereta sekitar pukul 20.30. Fyuh..
Hari Sabtu SIANG, kita akhirnya sampai di Jakarta. And for your info, kita numpang nginep di kosan lama kita, pas
jaman kuliah dulu, Boykost. Nyampe
di kosan, penampilan kita udah nggak kerua-keruan. Udah keretanya telat dateng,
terus naik KRL yang lumayan padat merayap, masih ditambah spa di dalam angkot
yang nge-tem for God knows how long!
Sedihnya lagi kita harus menghadapi kenyataan kalo di kosan kita nggak dapet
kamar & harus bobok di karpet depan tivi di ruang tengah. Belom lagi
kedatangan kita berbarengan juga sama acara wisuda alumni D1 (and of course orang tua mereka juga pada
dateng). Alhasil, ada 20 orang lebih di satu rumah yang tidak besar. Overload! Wkwkwkwk.... Tapi yah, disyukuri saja, masih ada tempat berteduh.
Gratis pula. Heheh...
Hari Senin, 27 Oktober, kita yang anak DJP pun berangkat ke kantor pusat
DJP. Gedungnya ada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Kita dibagi jadi 3
kloter, ada yang kloter pagi sekitar pukul 08.00, kloter kedua sekitar pukul
11.00, dan kloter ketiga sorenya, sekitar pukul 14.00. Kebetulan saya
satu-satunya anak Kempro yang dapet kloter ketiga. So. I was on my own. Untungnya, ada anak-anak kelas Musafir yang
berangkat bareng saya naik bis charteran dari mbak Riska travel. Kita berangkat
sekitar pukul 11.00. Acara lapornya lumayan singkat sebenernya. Kita cuma
dengerin presentasi sedikit dari DJP, terus nyerahin Daftar Riwayat Hidup (DRH)
& Surat Perjanjian Ikatan Dinas (SPID), terus balik deh. Kita nyampe kampus
STAN lagi sekitar pukul 17.00.
Kantor Pusat DJP Jakarta Selatan
Selain acara lapor ke kantor pusat, kita ada satu acara lagi nih yang mesti
diikuti, yaitu Induction Programme (IP). IP ini semacam pengarahan dari
Kemenkeu gitu. Awalnya kita nggak tau pasti kapan acara IP ini diadain. Kita
pikir deket-deket sama acara lapor. Jadinya kita pesen tiket balik ‘secepatnya’
(karena nggak betah enak juga lama-lama numpang di kosan adek kelas). Eh
tapi ternyata, ada pengumuman kalo acara IP diadain tanggal 3 November!
Akhirnya kita pun me-refund tiket kita yang tanggal 30 Oktober, terus beli
tiket baru ke Probolinggo tanggal 4 November. Apesnya tiket kereta Kertajaya
(yang notabene paling murah, Rp50.000) ludes terjual. Alhasil kita terpaksa
beli tiket sambungan Bogowonto (Jakarta-Purwokerto) & Logawa
(Purwokerto-Probolinggo) seharga Rp195.000 kalo nggk salah. Rugi bandar cyint.
But then bad news come, ternyata Menteri Keuangan kita (katanya) nggak
bisa hadir tanggal 3 Oktober. Jadinya IP dimundurin tanggal 4 Oktober. Was-was
lah kita kalo IP-nya sampai malem, sementara kereta kita berangkat dari Stasiun
Pasar Senen pukul 21.00. Nah, pas hasi Selasa, 4 Oktober, di siang hari bolong
menjelang sore, another shi*t-ty news come.
Ternyata IP dimundurin LAGI jadi tanggal 5 Oktober! It was like wisuda all over again! (FYI, wisuda STAN angkatan saya
dimundurin dari 10 Oktober ke 23 Oktober gara-gara Pak Menteri-nya waktu itu
nggak bisa dateng). So, dengan sangat sangat berat hati kita me-reschedule
tiket balik, dan harus kena charge
& kenaikan harga tiket! Dobel rugi bandar tjuuuks.
Yaah mungkin ceritanya memang harus seperti itu ya. Mudah-mudahan duit yang
keluar diganti dengan pemasukan yang lebih besar. Amin. Hehehe...
Induction Programme, 5 November 2014
Well sebenernya bukan kehilangan materi sih yang bikin
nyesek. Tapi kenyataan bahwa hari-hari itu, kemungkinan besar adalah hari-hari
terakhir saya bisa bareng sama temen-temen. Baik temen sekosan, temen
sepermainan, temen sekelas, & temen se-kampus STAN. Genap sudah 3 tahun
(plus 1 tahun ‘masa tunggu’) kita kenal, kita berteman, kita kuliah bareng,
main bareng, susah, & seneng bareng di perantauan.
Masih nggak nyangka sebenernya saya bisa masuk di kampus STAN, terlebih
bisa menginjakkan kaki di ibukota, Jakarta. Back
then, saya cuma anak kampung (sekarang juga masih kampung sih) yang overprotected oleh orang tua, yang kalau
mau kemana-mana musti di interview dulu, yang akhirnya sedikit banyak membentuk
mental saya jadi ‘takut’ jauh dari rumah. Tapi, ternyata Tuhan membawa saya ke
jalan ini, hingga di titik ini. I got my
first “freedom” saat saya diterima kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara. It was like a breakout moment of
my life! Dan benar-benar membuka mata saya.
Di kampus sendiri, saya dapat baaanyak banget pengalaman dan pelajaran
berharga, dan tidak terlupakan. Saya bisa kenal temen-temen baru dari seluruh
penjuru tanah air. Dengerin cerita-cerita mereka, latar belakang mereka.
Belajar kebudayaan dari daerah mereka. And
I realize kalau negara kita memang kaya. Dan saya juga bisa lebih tau kisah
perjuangan temen-temen, yang datang dari berbagai latar pendidikan, ekonomi,
& keluarga, trying to reach their
dreams!
Three Years, and Forever...
Saya juga pernah ikut kegiatan-kegiatan kampus yang menyenangkan &
membuat saya belajar hal-hal baru. Saya pernah join choir kampus, VocaWardhana, setelah 3 tahun vakum
dari dunia tarik suara. Bahkan, saya pernah ikut terlibat dalam konser VocaWardhana
yang pertama kali diadakan, tanggal 17 Desember 2011. Selain itu saya juga pernah
ikut ekskul Angklung, dan itu adalah kali pertama saya belajar alat musik! Kita
pernah ngamen di jalanan Bintaro Sektor 9, street
show di Taman Menteng, perform di acara-acara kampus, & puncaknya acara
pagelaran tunggal Sabdanusa (Sanggar
Budaya Nusantara) pada 21 April 2012.
Another experience, saya juga pernah dilibatkan di acara anak sosbud
Himpunan Mahasiswa Akuntansi STAN (HIMAS). Di situ, saya diminta ngajarin
anak-anak lapak di dekat kosan, buat nyanyi lagu-lagu daerah, yang bakal
ditampilin di acara puncak C++ (Culture, Charity, & Competition).
Seru sih, meskipun kadang nyebelin juga, gara-gara tingkah anak-anak yang kek
belatung nangka.
It was really an eye-opening
experience, though!
Wonderful Memories...
Since saya nggak punya sodara di Jakarta, jadi saya melakukan semuanya
hampir seorang diri. Untungnya saya punya temen-temen sekosan senasib
sepenanggungan, yang menemani hari-hari saya di kosan. Kita kemana-mana sering bareng, berangkat dari kampung halaman ke Jakarta juga bareng, melewati Idul Adha 3 tahun di perantauan juga bareng, dan banyak hal yang telah kita lalui bersama. I’m so grateful to know you guys! Terima kasih sudah mengisi
hari-hariku, membantu, serta menghiburku.
Kempro at heart
Oiya, waktu itu IP kemarin juga, salah ketemu salah seorang kawan, Ave
namanya. Saya sempet nginep beberapa kali di kosannya, secara suntuk banget ga
ada kerjaan di kosan & nggak dapet kasur juga buat tidur, wkwkwk... And you know what, si Ave ini mungkin adalah the most determined person I’ve ever known in my life. Dia kerja di
salah satu company yang ngurusin kapal pesiar, di daerah Bintaro. Dia asli
Batak, dan orangnya pekerja keras banget. Dia yang ngajarin saya kalo jadi
orang itu harus punya target, and we have
to work hard for it! Sedihnya, meskipun ikut seneng juga, bulan Desember
ini si Ave bakalan pindah ke Miami, US. Dia dikontrak kerja sama cruise company
di sana selama 6 tahun. Hiks. Saya
belajar banyak dari dia. Thanks for
everything buddy! Gonna miss you, and maybe I’ll catch you at US! Hehe...
Well, begitulah yang namanya hidup. Kita bakal mengalami banyak pertemuan,
hingga tiba saatnya buat berpisah. Sakit memang yang namanya berpisah. Apalagi
pisah sama sahabat-sahabat yang biasanya selalu bersama. But that’s okay. Scar heals! Lama-kelamaan kita akan
terbiasa. Kalau jodoh, pasti bakal dipertemukan kembali. Dan mudah-mudahan pas
ketemu lagi, kita dalam keadaan yang lebih baik dari sekarang.
Wish you guys all success! Selamat mengabdi kepada negara. Selamat berjuang
meraih mimpi-mimpi kalian. Dimanapun kalian berada, aku akan mendoakan kalian
semoga kalian selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan.
Semua kejadian, pertemuan, perpisahan, pasti ada maksud dan tujuannya
Thanks for everything!
Love You :”)
0 comments