Hmm tepat di minggu pertengahan DTSD. Udah mulai terbiasa
dengan rutinitas sehari-hari. Berangkat pagi, belajar, sore pulang, terus main
sama temen ato laptopan semaleman di kosan. Kinda rejuvenating. Seneng, bisa
merasakan lagi keseharian layaknya anak kuliahan. Cuman bedanya, sekarang udah
punya duit, jadi makannya agak nggak ngirit-ngirit amat, pffft.. :D Rasa-rasanya,
jadi nggak pengen cepet-cepet balik ke kantor dan kembali ke kehidupan dunia
nyata yang membosankan tidak-se-menyenangkan seperti ini.
Setelah dua hari pertama isinya pelajaran ‘bermain-main’,
sekarang saatnya kami masuk ke menu utama DTSD!
Rabu, 3 Februari 2016, setelah apel pagi sekitar pukul
6.45-07.30, kami masuk kelas dan memulai pelajaran yang ‘agak lebih’ serius,
yakni Pengantar Hukum Pajak (PHP).
Sebenernya masih nggak terlalu berat untuk materi yang satu ini. Dan
alhamdulillahnya lagi untuk pelajaran ini TIDAK ADA ujiannya. Yeah! Jadi,
sepanjang hari itu kami cukup duduk manis sambil berakting memperhatikan
ceramah pengajar. Saya sendiri udah lupa sama apa isi pelajaran itu, bahkan
sama wajah dosennya XD Apalagi waktu itu saya duduk paling belakang, kepala
bersandar di tembok, dan sesekali pandangan menjadi kabur (baca: menahan
kantuk, sesekali ketiduran) :D
Senin, 1 Februari pagi sekitar pukul 06.30, saya dan
@ahmadhussein28 sudah rapi dan syiap berangkat menuju Pusdiklat (Pusat Pendidikan & Pelatihan) Pajak. Kami udah
berpakaian kemeja putih, celana hitam, berdasi, dan membawa tas—jadi ingat
zaman kuliah. Kami pun lantas memacu motor meninggalkan kos-kosan. Jalanan
Jakarta pagi hari sudah ramai, meskipun belum seramai saat jam kerja. Banyak
kendaraan berlalu-lalang di jalan. Semua tampak terburu-buru menuju ke tempat
tujuannya masing-masing. Entah ke sekolah, atau ke tempat kerja. Untungnya
@ahmadhussein28 tampaknya sudah akrab dengan keramaian ini, jadi dia sudah
begitu lihai membawa dan menyelip-nyelipkan motor kami.
Gedung Pusdiklat Pajak Kemanggisan
(via bppk.kemenkeu.go.id)
Hari Minggu, 31 Januari sore, saya & @ahmadhussein28 bersiap
menuju kosan kami yang baru. Kos-kosan yang akan kami tempatin selama DTSD.
Awalnya, agak susah juga nyari kosan yang masih kosong, karena yah kami harus
bersaing dengan RATUSAN calon siswa DTSD lainnya, kebanyakan yang dari luar
Jakarta. Dan persaingan pun semakin ketat karena kami juga harus rebutan dengan
calon siswa DTSD gelombang 2 (setelah kami) yang akan memulai diklatnya pada
tanggal 15 Februari mendatang. Hvff.
Sebelum berangkat ke Jakarta pun, saya udah coba menghubungi
beberapa kos-kosan. Saya dapet nomer-nomer kontaknya dari kawan-kawan yang dulu
sudah DTSD duluan, plus searching-searching juga di internet. Banyak sih dapet
nomernya, tapi yang udah full booked juga buanyak. Hampir semua malah. Hiks.
Dan yang lebih mencengangkan, ternyata harganya melonjak tinggi! Usut punya
usut, mereka (para pemilik kos) udah tahu kalo biaya kos-kosan anak diklat
bakalan diganti sama Kantor Pusat, makanya harganya ditinggi-tinggiin (katanya
sih begitu). Dan dari hasil telepon-telepon itu sebenernya saya dapet beberapa
kamar yang masih available.
Range harganya tapi ya gitu, di atas Rp2.000.000,00. Tapi,
daripada nggak dapet kosan, akhirnya saya pre-book duluan. Untungnya orangnya
nggak minta DP dulu. Dan untungnya lagi si @ahmadhussein28 kan stay di Jakarta,
jadi dia bisa ngecek kosan yang udah saya booking sambil nyari-nyari lagi siapa
tau ada tempat lain yang lebih oke. Dan ternyata setelah di survey ama
@ahmadhussein28, kamar-kamar yang udah saya pre-book kondisinya memprihatinkan.
Dan alhamdulillah, dia nemu kos-kosan lain yang kondisinya sih ‘katanya’ lebih
baik.
Kami pun bersiap tancap gas ke arah Kemanggisan. Sempet
diliatin orang-orang juga karena bawaan kami yang ‘heboh’. Saya bawa
carrier—yang isinya ditambah barang-barangnya @ahmadhussein28, plus bawa tas
Palazzo saya di depan. Sementara si Hussein juga gendong tas Palazzonya di
depan. Akhirnya, kami pun berangkat menembus jalanan ibukota di sore hari.
Perjalanan kami memakan waktu sekitar 30-40 menit. Thanks for GoogleMaps yang
amat membantu.
Frankly speaking, saya nggak berharap banyak dengan
kos-kosan kami. Nggak ingin berekspektasi terlalu tinggi karena kalo nggak
sesuai takutnya jadi kecyewa. Hha. Kata @ahmadhussein28 sih kondisinya lumayan
oke. Ada kamar mandi dalam, AC, internet, plus laundry. Minusnya, kamar kita
ada di lantai 5, lantai paling atas, DAN tanpa lift. Weww. Harganya juga
lumayan mahal terjangkau, yakni Rp2.000.000,00/bulan untuk 2 orang,
ditambah Rp60.000,00 per hari kalo mau nambah (dan kita pasti nambah soalnya
diklatnya 5 minggu). Jadi, total biayanya sekitar Rp2.300.000,00-an buat kami
berdua.
Singkat cerita, kami pun sampai di jalan Kemanggisan Raya.
Liat kiri-kanan banyak bangunan tinggi—saya rasa itu juga kos-kosan. Ada yang bagus,
dan ada yang bagus banget. Tapi, itu bukan kosan kami. Hhe. Sampai akhirnya,
kami berdua berhenti di depan sebuah pagar besar, dan di balik pagar tersebut
menyembulah sebuah bangunan persegi yang tinggi. Yyep. Inilah kos-kosan kami!
This time, I’m gonna show you guys the stuff that I bring
for DTSD, to support my life for like 5 weeks ahead. I’m not saying this is the
best travel packing that I used to do, since I will stay at a boarding house
for pretty much long time—and not moving to somewhere else that much, so I’m
sorry if you find this not really ‘inspiring’, heheh.. So, lets get started!
Beberapa hari lalu, saya dapat panggilan untuk melaksanakan
Diklat Teknik Substantif Dasar alias DTSD. Diklat ini adalah salah satu
rangkaian ‘kegiatan’ yang harus saya lewati sebelum dinobatkan menjadi PNS DJP
seutuhnya. Sebelum pengumuman resminya keluar, udah ada jadwal yang bocor di
grup-grup whatsapp. So, saya udah nggak kaget. Dan saya menyambut DTSD ini
dengan penuh sukacita, karena itu berarti saya bisa ninggalin kantor, ninggalin
kerjaan, dan kembali menikmati gemerlapnya... JAKARTAAA! :D
Diberdayakan oleh Blogger.