Solo Trip Batu [Day 2]: Sendirian ke Sumber Pitu
Juli 31, 2018
Sambil nunggu Paralayangnya buka, daripada saya bengong
kelamaan di Gunung Banyak, akhirnya saya memutuskan untuk pergi dulu ke tempat
wisata yang lain. Sebenernya mau ke tempat ini habis main Paralayang, tapi ternyata
keadaan tidak berjalan sesuai rencana jadi yah saya yang harus menyesuaikan
diri. Dan tujuan saya waktu itu adalah Air
Terjun/Coban Sumber Pitu.
Menurut GoogleMaps,
jarak dari Gunung Banyak ke Sumber Pitu kurang lebih 30-40 menit.
Tapi hati-hati ya gaes, karena ternyata air terjun yang bernama Sumber Pitu ini ada dua lho! Yang satu
(yang mau saya kunjungi) ada di Desa
Pujon Kidul, sementara satu lagi ada di Desa Duwet Krajan, Tumpang.
Kedua tempat ini arahnya berlawanan jauh ya. So, please be mindful. Jangan sampai salah arah.
Singkat cerita, saya sampai di desa Pujon Kidul dan... wow,
desa ini pemandangannya kece lho!
Kayak lukisan anak SD. Ada pedesaan, dengan sawah-sawah
berterasiring, ditambah latar belakang hutan & pegunungan. So pretty!
Sampai disini, sinyal HP udah mulai susah. Dan akhirnya,
sinyalnya bener-bener hilang saat saya memasuki daerah hutan dan jalan aspal
desa sudah mulai “habis”. Digantikan dengan jalan tanah dan berbatu-batu. GPS
udah ngga bisa dipakai, jadi cuman bisa mengandalkan papan petunjuk yang
dipasang.
Dari desa itu, ternyata jaraknya masih jauh banget ya Allah.
Jalannya juga rusak berat! Bolong-bolong dan batu-batunya segede gaban. Saya
udah was-was aja itu motor tiba-tiba rusak dan mati. Mana jarang banget ada
orang lewat. Cuma ada sekali-dua kali ada bapak-bapak motoran bawa rumput. Heuheu..
Di satu titik, ada jalan bercabang dengan papan petunjuk. Ke
arah kiri tulisannya “jalur trekking”,
sementara ke kanan “jalur roda 2 & roda 4”. Hmm.. tentunya saya ambil jalur yang roda 2, karena saya pikir,
jalur trekking itu dikhususkan untuk
pejalan kaki. Dan ternyata, keputusan yang saya ambil bukanlah keputusan
terbaik. Kenapa? Saya ceritakan
nanti.
Akhirnya setelah.. ada kali sejam-an motoran, saya sampai di
“basecamp” Sumber Pitu. Fyuh, tangan
udah gemeter cuy habis nyetir. Saya
memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum jalan ke air terjunnya. Di basecamp itu ada satu warung yang
sekaligus jadi tempat beli tiket & penjaga parkir. Biaya masuk Sumber Pitu dibanderol sebesar Rp10.000,
dan biaya parkir Rp5.000.
Waktu itu sepi banget pengunjungnya. Selain saya, cuman ada
satu rombongan lagi (3 orang) dan ternyata mereka baru aja turun dari air
terjun. So officially, tinggal saya
sendiri yang mau ke sana. Mereka kaget sih
waktu saya bilang kalo sendirian. Dan si ibu penjaga warung menyarankan,
istirahat dulu aja sebentar sambil nunggu barangkali ada pengunjung lain yang
datang.
Saya sampai disana emang tengah hari bolong sih. Jam 1.00-an
gitu habis dhuhur. Dan lagi, hari itu Jumat kan. Jumat LEGI! Buat orang Jawa,
Jumat Legi itu agak agak “keramat” gimana gitu ya. Saya pun langsung teringat
artikel tentang “makam” yang ada di Air
Terjun Sumber Papat, yang letaknya di atas Sumber Pitu. Heheu.. Kata
ibuknya sih itu cuman Punden. Tapi ya sama aja khan mistisnya.
Oiya, jadi selain Sumber Pitu, di lokasi ini juga ada air
terjun lain, yakni Sumber Siji dan Sumber Papat. Ketiganya berada di satu
area, hanya dibedakan dengan elevasi. Yang paling bawah atau yang akan pertama
kita temui adalah Sumber Siji,
kemudian di atasnya ada Sumber Pitu,
dan paling atas Sumber Papat. Untuk
menuju air terjun ini, dari basecamp
kita harus jalan kaki sekira 45 menit
(kata grup 3 orang tadi).
Nah, karena udah saya tunggu-tunggu lama ngga ada pengunjung
lain yang datang. Dan keburu kesorean juga, akhirnya saya memberanikan diri
untuk berangkat. Sendirian! Agak takut sih ya sebenernya, tapi udah sampai sana
masak mau ngga jadi. Bismillah aja
lah udah.
Di awal perjalanan, saya ketemu sama seorang bapak pencari
kayu, dan kami pun ngobrol sambil jalan. Alhamdulillah,
ada temennya. Tapi baru juga berapa menit, kami sampai di percabangan dan harus berpisah. Hiks. Bapaknya ke kiri, sementara saya ke kanan ke arah air terjun.
Dan baru beberapa langkah, saya udah agak ragu karena jalannya agak
membingungkan. Mau balik tanya bapaknya, eh bapaknya udah ngga ada! Heu..
Akhirnya saya memberanikan diri melanjutkan perjalanan.
Sendiri.
Di awal-awal, kita akan ngelewatin perkebunan. Dan saya
masih sempet ngeliat ada bapak-bapak yang lagi mencangkul. Alhamdulillah, masih
ada orang. Baru setelah perkebunan itu “habis” dan berganti dengan pepohonan
tinggi. Kesendirian itu makin terpampang nyata bukan fatamorgana.
Yang menemani saya saat itu hanya suara deru angin, dan
suara gesekan daun di semak-semak. Tiap kali ada suara “kresek-kresek”, saya langsung menoleh ke belakang dengan paniknya.
Takut ada macan, atau hewan lain, atau amit-amit, ada kepala terbang lewat. Heheu.. Pokoknya semua memori tentang cerita
mistis di gunung itu menyeruak.
Belum lagi cuaca siang itu yang panasnya minta ampun aku.
Napas tersengal-sengal. Keringat bercucuran. Ditambah dengan jalan berdebu dan
menanjak. Mana saya cuma pake sepatu ala-ala, bukan buat trekking.
Ada kali sejam-an saya jalan, baru kemudian saya mendengar
suara air yang cukup deras. Nah! Udah
deket nih pasti. Jalanan yang tadi menanjak, berubah menjadi turunan
bertangga-tangga. Suasana yang tadinya panas menyengat, perlahan menjadi
dingin, lembab, dan tentu saja bertambah mistis.
And here we are... Sumber Siji!
Dan kalo mau ke bawah air terjunnya ternyata harus
ngelewatin sungai. Jadi yah, nyemplung lah itu sepatu dan kaos kaki. Heu.. basyah deh.
Saya taruh tas di pos yang ada di situ. Dan setelah
foto-foto sebentar, saya langsung bergerak naik tangga lagi ke Sumber Pitu. Dari Sumber Siji udah keliatan kok. Tangga-tangganya juga ngga terlalu
tinggi sebenernya.
Btw, air-air
terjun ini dinamai berdasarkan jumlah alirannya gaes. Sumber Siji, ya karena alirannya cuma ada satu (siji dalam bahasa Jawa). Sumber Pitu ada tujuh (pitu). Eh tapi ngga tau bener tujuh atau
engga si, soalnya ada banyak dan saya ngga sempet ngitungin. Sementara Sumber Papat ada empat (papat) aliran.
Berhubung saya sendirian, dan semakin lama saya di sana,
suasana kok makin mencekam, akhirnya saya cuma sampai Sumber Pitu aja ya gaes. Takut mau naik lagi ke Sumber Papat. Habis foto-foto bentar
sambil setengah ketakutan, saya pun memutuskan untuk kembali ke basecamp.
Karena buru-buru pengen balik, pas naik tangga di deket air
terjun, kaki saya hampir kram! Duh,
panik dong. Saya duduk sebentar sambil benerin posisi kaki dan pijet-pijet. “Ayo dong kaki, please, jangan sampai kram di
sini. Ngga ada orang. Sepi. Pengen cepet balik,” ujarku dalam hati.
Alhamdulillah, doa saya terkabul dan bisa berjalan normal. Saya pun langsung whusss... setengah lari balik ke basecamp. Kayak dikejar setan. Udah ngga
pake istirahat-istirahatan!
Baru pas sampai percabangan awal, akhirnya saya ketemu sama
tiga orang pengunjung lain yang mau ke air terjun. Heft. Ngga mulai tadi aja ni orang-orang datengnya. Waktu sampai di
basecamp, ada dua orang pengunjung
lagi yang baru datang. Elah.
But anyway, that was quite an experience ya. Meskipun
ketakutan, tapi saya udah seneng bisa sampai ke Sumber Pitu. Mungkin sedikit
tips buat yang mau ke Sumber Pitu: Pertama, pakailah alas kaki yang proper.
Sepatu gunung waterproof atau sendal gunung adalah pilihan terbaik. Kedua, bawa
minum yang cukup, apalagi kalau naiknya siang bolong. Ketiga, kalau bisa bawa
temen yha. Biar ada yang nemenin jalan dan yang terpenting... bantuin foto!
And last but not least, masih ingat petunjuk jalan yang saya ceritakan di awal? Yang ada tulisan "jalur trekking" dan "jalur roda 2 & 4". Nah, temen-temen yang mau ke sini, ambil saja jalur yang trekking. Meskipun tulisannya buat trekking (jalan kaki), tapi bisa dilewatin motor. Dan jalurnya jauh lebih deket dan mulus daripada jalur yang satunya.
And last but not least, masih ingat petunjuk jalan yang saya ceritakan di awal? Yang ada tulisan "jalur trekking" dan "jalur roda 2 & 4". Nah, temen-temen yang mau ke sini, ambil saja jalur yang trekking. Meskipun tulisannya buat trekking (jalan kaki), tapi bisa dilewatin motor. Dan jalurnya jauh lebih deket dan mulus daripada jalur yang satunya.
So that was my journey
to Sumber Pitu. Ada yang udah pernah
ke sini? Share your story below..
Narahubung:
Air Terjun Sumber Siji, Sumber Pitu, & Sumber Papat
Desa Pujon Kidul, Krajan, Pandesari, Malang, Jawa Timur
Telp.: 081333183380
Thanks-List:
YOU, for reading this! :)
Narahubung:
Air Terjun Sumber Siji, Sumber Pitu, & Sumber Papat
Desa Pujon Kidul, Krajan, Pandesari, Malang, Jawa Timur
Telp.: 081333183380
Thanks-List:
YOU, for reading this! :)
2 comments
wkkw horor ya mas, berasa uji nyali :))
BalasHapusHaha iya, jangan sendirian wes kalo kesini
Hapus