Hari Itu Datang Juga
Juli 16, 2015
Akhirnya, hari yang
ditunggu-tunggu datang juga! Hari yang dinanti selama sembilan bulan oleh 1500
lebih alumni STAN dalam instansi Direktorat Jenderal Perpajakan. Hari yang
menentukan akan kemana kaki-kaki kami melangkah. Hari yang menentukan dimanakah
tempat kami mengabdi…
PE NEM PA TAN!
Hari itu, Senin 13
Juli 2015, ba’da Dzuhur. Seperti biasa, saya dan sobat @usmanhamzah1 sedang
bercengkerama dan bersenda gurau di Seksi Penagihan. Sambil mengerjakan tugas
membuat Surat Himbauan. Kami berdua sempat kepikiran tentang kabar yang beredar
bahwa hari itu akan diumumkan penempatan kerja kami (alumni DIII STAN DJP).
Namun, karena sudah terlalu banyak isu hoax yang menyebar sebelum-sebelumnya,
kami tidak terlalu menganggap serius kabar tersebut. Mungkin itu sekadar
isu-isu kabar burung tak jelas lainnya. Apalagi sumbernya di message WhatsApp
yang notabene semua ‘oknum’ bisa mengetiknya. Dan jujur, kami berdua sama-sama tidak
begitu ingin pengumuman penempatan itu keluar di hari-hari yang membahagiakan
menjelang Hari Raya Idul Fitri ini.
Ya paling tidak, pengumuman itu keluarnya pasca Hari Raya lah.
Makin siang, suasana
makin menegangkan. Dengan isu-isu yang semakin menguat dan santer diberitakan.
Dan puncaknya, saya mendapat message di grup WhatsApp kelas Prajab…
Masih setengah tak
percaya, saya buru-buru buka SIKKA, log in, dan…
DEG!
Ternyata benar!
Pengumuman Penempatan kami keluar di hari itu!
Darah dalam tubuh ini
pun seketika mengalir dengan lebih cepat, dan jantung ini udah nggak
keru-keruan deg-degannya. Saya pun meng-klik tautan pengumuman tersebut dengan
tangan yang dingin dan gemetar. Proses mengunduh pengumuman pun dimulai. Saya
& @usmanhamzah1 saling berpandangan dengan pandangan kosong. Cemas.
Khawatir. Shock. Nggak percaya. Campur aduk.
Akhirnya, file
terunduh sempurna dan munculah halaman pertama. Kata-kata di sana semakin
menguatkan bahwa ITULAH pengumuman penempatan kami! Saya dan @usmanhamzah1
masih shock dan belum bisa percaya. Kami berdua pun RIBUT mau search nama siapa terlebih dulu di
pengumuman itu. Setelah perdebatan panjang, akhirnya, saya berpikiran bahwa
kami melihat penempatan kami saat itu, maupun nanti, adalah sama saja! Dan
@usmanhamzah1 pun berpendapat bahwa lebih baik kita sendiri yang melihat
penempatan kita sendiri terlebih dulu! Jangan sampai kita dapet kabar dari
orang lain! (We’re so damn synchronized!)
Saya pun mengetik nama
saya di kotak “find” dengan tremor tangan yang lebih luar biasa dari saat log
in SIKKA tadi. Searching pun dimulai. Dan begitu selesai, di-highlight-lah nama
saya dan di sebelahnya…
“KPP Pratama Jember”
What?! Kok bisa dapet
Jember (yang notabene tempat lahir saya & deket banget sama homebase saya
sekarang). Saya bener-bener shock. Nggak percaya. Sedikit lega. Sedikit kecewa (diceritakan kemudian), tapi
bersyukur. Namun, lantas fokus saya beralih ke sahabat saya @usmanhamzah!.
Dalam hati, saya bener-bener berharap kalau dia juga dapet kantor yang dekat.
Kami masih sempat rebut lama, sampai akhirnya saya ketik nama “Usman” di kotak
“Find”. Dan setelah di-highlight, yang muncul di sebelah nama @usmanhamzah1
adalah…
“KPP Pratama Raba Bima”
Deg! Jantung saya
serasa jatuh. Kami saling lihat, tapi saling diam. Saya nggak ngerti mau
ngomong apa. Dan saya nggak tau apa yang ada di pikiran dia. Tapi, saya berusaha
nyemangatin dia, dan berusaha riset tentang KPP Raba Bima, daerah Bimanya
sendiri, nyari Bandara, dan nyari-nyari penerbangan ke sana. In the end, kami berdua harus menyadari
bahwa memang inilah yang terbaik untuk kami!
Saya sendiri masih
nggak percaya bisa dapat penempatan Jember. Dan sangat kebetulan juga, saya
dapat penempatan sana bareng salah satu teman OJT saya di KPP Probolinggo.
Jujur, saya sama sekali tidak memilih kota Jember, dan kota-kota di Jawa Timur
lainnya saat ada polling dari Tim Peduli Pajak (TPP). Waktu itu, saya memilih
kota Makassar, Praya (Lombok), Jambi, & satu-satunya kota pilihan saya yang
di Pulau Jawa adalah Jakarta. Dan kalau boleh lebih jujur lagi, saya berdoa
(secara spesifik) bahwa saya tidak ‘terlalu’ berhasrat untuk ditempatkan di
kota kelahiran saya, Jember, dan kota homebase saya, Probolinggo.
Mungkin kelihatan
sedikit songong ato arogan, tapi saya punya alasan saya
sendiri. Alasan utamanya, adalah karena di kedua kota ini ada orang tua dan
sanak saudara saya, hampir segala hal tentu akan ‘dipermudah’ untuk saya.
Terutama dalam kehidupan sehari-hari. Dan kalau segala sesuatunya sudah cepak (istilah Jawa: ‘tersedia’), saya
takut saya bakal jadi males dan manja. Saya nggak kepengen itu. Saya ingin
hidup mandiri lagi, sama kayak waktu kuliah dulu. Dimana saya ngurus segala
sesuatu hal sendiri. Saya bahkan sudah membangun mental dari awal dan saya
sudah siap buat ditempatkan di luar Jawa! And
I was so excited!
Alasan lainnya, saya
sangat sangat ingin mencoba hidup di kota lain yang belum pernah saya
tinggalin! Saya ingin tau. Saya ingin belajar. Saya ingin merasakan suasana
yang berbeda. Saya ingin melihat lebih banyak, mendengar lebih banyak, dan
menambah pengalaman sebanyak mungkin. Mumpung masih muda, mumpung masih punya
tenaga dan duit, mumpung masih belum ada tanggungan keluarga. Wkwkwk…
Tapi yah, sepertinya
doa orang tua masih jauh lebih kuat dari doa saya sendiri, hehe… Saya percaya
sih ada makna dibalik semua ketetapan Tuhan. Dan kalau dipikir-pikir lagi,
makna terdekat yang bias saya nalar, mungkin saya disuruh nemenin mama sama
adik di Probolinggo (Jawa). Soalnya bapak bentar lagi mau kerja di luar Jawa
pasca pabrik kertas Leces tempat beliau tak lagi beroperasi dan tak kunjung
mencairkan hak-hak para pegawainya.
Dan dibalik itu semua,
saya tentu tetap bersyukur atas penempatan yang saya terima. Saya sadari
sepenuhnya bahwa di luar sana pasti banyak anak yang (mungkin) menginginkan
posisi saya saat ini. Dan saya sadari juga bahwa sebagai PNS di lingkungan
Kementerian Keuangan, lebih tepatnya di Direktorat Jenderal Pajak, mutasi
adalah suatu keniscayaan. Sebuah kenisbian. Maka, kami harus bersiap diri kalau
suatu saat harus dipindah KEMANAPUN di NEGERI INDONESIA tertjinta ini. Yang
kami yakini: “SEMUA AKAN (P)INDAH PADA WAKTUNYA”
Saya tentu akan
kehilangan sahabat saya @usmanhamzah1, rekan berkeluh kesah, rekan rebut dan
berdebat (bahkan tentang hal-hal sepele & remeh temeh yang tidak terlalu
signifikan dalam hidup ini), rekan yang pemikirannya satu frekuensi dengan
saya, yang punya ‘pandangan’ yang sama tentang pekerjaan yang kami lakukan, yang
sama-sama belum ber-passion di bidang ini sehingga kami layaknya jiwa-jiwa yang
tersesat dalam spirit world ala Avatar Korra XD, juga yang sedikit
banyak punya kesamaan dalam melihat karir ke depan kami nanti (masih berharap akan ada kejadian/kesempatan
luar biasa yang mengubah segalanya). Tapi yakin sih, kita semua bakal
nemuin kawan-kawan baru di tempat baru kita nanti. Tapi yang unik dan berkesan
kan pasti nggak banyak, wkwkwk… :P
Akhir kata, saya
berdoa, atas nama semua rekan-rekan, semoga diberi kelancaran dalam bekerja,
kenyamanan (yang paling penting), kesuksesan dalam jenjang karir dan segala
apapun yang dicita-citakan, serta semoga kita semua senantiasa ada di bawah
lindungan Tuhan Yang Mahakuasa.
AMIN~
Dedicated to friends, family, and all of ‘punggawa
keuangan negara’
Tuhan adalah arsitek yang
sempurna. Maka tiada cela dalam setiap ciptaan dan takdirnya…
Thanks-List:
Friends, OJTers, STAN alumnus, for our togetherness
googleimage, dnaberita.com, fatimah.org, for the pics
YOU, for reading this! :)
Thanks-List:
Friends, OJTers, STAN alumnus, for our togetherness
googleimage, dnaberita.com, fatimah.org, for the pics
YOU, for reading this! :)
2 comments
kebayang gimana deg-degan nya pas buka pengumuman XD
BalasHapusLayaknya menerima pengumuman kelulusan SMA :D
Hapus