DTSD [Ep 08, End]: Colorful Farewell

April 16, 2016

Senin, 7 Maret, atau H-1 penutupan DTSD kami masih masuk seperti biasa. Masih ada apel pagi juga. Cuman yang beda hari itu, kami nggak ada pelajaran. Well, sebagian dari kami sih, soalnya ada beberapa kelas yang harus nyusul/nambah mata pelajaran karna dosennya sempet nggak masuk. Sementara kelas-kelas lain yang tanggungan materinya udah kelar (termasuk kelas saya) hari itu disuguhin dengan ... ceramah. Full. Seharian.



Hari itu acara kami bener-bener padat merayap. Diawali dengan ceramah pertama sekitar pukul 08.00—10.00, ceramah kedua pukul 10.00—12.00, terus acara bebas (bisa dipakai istirahat atau latihan perform), dilanjut ceramah lagi pukul 16.00-18.00, dan ditutup dengan malam inaugurasi pukul 19.00—Drop! Fyuh.

Setelah apel pagi, kami bergerak memasuki aula dan mengikuti ceramah yang pertama. Ternyata ceramah pagi itu temanya lumayan menarik. Tentang motivasi-motivasi gitu. Gimana kita sebagai abdi negara harus selalu bersemangat dalam bekerja, dengan tetap berbuat sesuatu untuk lingkungan sekitar. Dan yang lebih menarik lagi adalah pemberi materinya! Beliau adalah sang “wanita listrik” Ibu Tri Mumpuni, beserta suami. Beliau dikenal sebagai pemberdaya desa dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan telah mendapat berbagai penghargaan dari dunia internasional. Saat ini, beliau menjabat sebagai staf ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia. Dan diberi pembekalan oleh beliau adalah benar-benar pengalaman yang berharga buat saya. :) Namun sayang, ceramah pertama pagi itu harus berakhir sekitar pukul 10.00 (padahal biasanya ngantuk & pengen cepet kelar :P).

Ibu Tri Mumpuni

Pasca cermah pertama, kami ada coffee break sekitar 10 menit, lalu masuk kembali ke aula untuk mengikuti ceramah kedua. Namun kali ini, kelas-kelas yang ada pelajaran disuruh balik ke kelasnya masing-masing, alhasil peserta ceramah kedua jadi lebih sedikit. Dan kelas saya yang awalnya duduk di barisan belakang terpaksa maju -_-. Ceramah kedua waktu itu dibawakan oleh seorang bapak-bapak (lupa namanya), dan beliau memberi materi tentang Keselamatan Kerja (kalo nggak salah). Tapi seinget saya yang dibahas malah lebih banyak tentang kerapian tempat kerja. Kemudian di ujung ceramah, kami dibagi kelompok-kelompok (satu kelas dibagi 2 tim) dan disebar ke seluruh area Pusdiklat. Kami diberi tugas untuk mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan apa-apa saja (fasilitas) yang ada di Pusdiklat ini yang menurut kami posisi/letak/kondisinya kurang baik, dan memberikan saran perbaikannya. Saya sendiri dapet tugas di area taman, yang mana sebenernya saya rasa kondisinya udah baik. Saya cuman ngasih satu saran aja, yaitu agar rumputnya dipotong biar rapih.


Habis makan siang, acaranya selanjutnya adalah acara bebas. Yang mau pulang boleh, yang mau di kelas juga boleh. Saya dan temen-temen memanfaatkan waktu jeda itu buat latihan perform kita di malam inaugurasi nanti. Sebentar doang sih. Sekitar pukul 15.30 saya terpaksa harus balik ke kosan karena berkas-berkas surat perjalanan dinas saya ketinggalan di kosan, dan hari itu juga harus dikumpulin. Alhamdulillah, berkat pinjeman motor temen, saya bisa balik lagi ke Pusdiklat tepat waktu, sebelum ceramah berikutnya dimulai. Ya meski dengan pakaian dan muka yang lecek bin lepek. Bhay.

Pukul 16.00 kami pun bergerak kembali ke aula dan kali ini kami harus berjuang keras untuk tidak tertidur karena yang ceramah adalah dari Direktorat KITSDA (Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur). Tapi yah... apa daya... ternyata kelelahan dan godaan untuk menutup mata barang semenit dua menit terlalu berat untuk ditepiskan. Beberapa kali saya ‘hilang kesadaran’ selama ceramah sore itu. Dan bener-bener nggak dapet apapun dari materi yang dijelaskan. XD

Sekitar Maghrib, ceramah sore itu pun berakhir. Alhamdulillah. Tapi, kegiatan kami hari itu masih terus berlanjut. And the fun part was just begun! :D Kami lalu bergerak menuju masjid untuk sholat, kemudian makan malam. Setelah itu, kami bergegas kembali ke Pusdiklat buat persiapan jelang Malam Inaugurasi. Dan sesuai yang telah diprediksi bahwa jadwal acara yang mulanya pukul 19.00 mundur jadi pukul 20.00 :D Saya dan anak-anak pun berganti kostum. Simple aja sih sebenernya, kami cuman pakai kaos item polos, ditambah bawahan kain bali yang kami beli sekelas. Plus udeng/iket kepalanya. Beres ganti baju, lanjut ke prosesi make up. And that was quite hectic! Haha... Kalo saya sih, karna udah bertahun-tahun berkecimpung di dunia pertunjukan dan perpanggungan (cieh) jadi udah biasa. :D Dan karna kelamaan nunggu antri di-make up-in ceweknya, saya akhirnya make up sendiri. Wkwkwk... Toh cuman pake bedak tipis & eyeliner (eyelinernya dibantuin tapi :D)

Us and our fabulous make-up

Beres make up, kami semua bergerak ke atas (aula). Dan begitu masuk, ternyata di dalam udah di set sedemikian rupa untuk pertunjukan malam itu. Dengan lighting yang cukup setrong dan menyilaukan, wkwkwk. Jauh sebelum acara Inaugurasi itu, saya sebenernya udah bertanya-tanya, siapa yang bakalan liat performance kami? Apa dari pengajar, panitia, atau dari anak-anak diklat gelombang dua? Dan ternyata, yang nonton adalah ... kami sendiri XD Atau dengan kata lain, acara itu adalah kami sendiri yang bikin, kami sendiri yang nonton. Pffftt :P Tapi malem itu ada sih perwakilan dari panitia & pelatih yang ikutan nonton. Biar kata cuman 3 orang.

Acara pun dimulai. Satu demi satu setiap kelas menampilkan ... penampilannya. Tema utama dari acara kami waktu itu adalah keliling Indonesia. Dan tiap kelas dikasih undian bakalan nampilin apa dan dari daerah mana, seperti kelas saya yang dapet Tari Bali. Ada kelas yang dapet drama juga. Di sela-sela penampilan, ada pembacaan award-award yang ternyata semua kelas dapet penghargaan. Kelas saya dapet penghargaan Kelas Ter-Ultah (agak absurd ya), karena selama diklat banyak banget yang ulang tahun di kelas kami.

Acara terus berlanjut, sampai akhirnya tiba giliran kelas kami tampil. Nggak ada deg-degan sama sekali sebenernya. Karna acaranya pun juga bukan kompetisi, cuman buat menghibur aja. Dan alhamdulillah perform kami berjalan lancar, dan mendapat applaus yang lumayan dari penonton. Sekalipun ada aja gerakan-gerakan tarian yang salah, tapi yang penting we were having fun.

Epic shot

Kami bener-bener menikmati malam itu. Karena malam itu akan jadi malam terakhir dimana kami bisa berkumpul, berkreatifitas, dan bersenang-senang dengan jumlah rekan seangkatan sebanyak itu. Hmm.. baper deh :’) Apalagi di tengah acara diputerin video-video tentang aktivitas kami semasa DTSD. Tambah baper. Dan yang paling tidak akan terlupakan adalah kami semua menutup acara malam itu dengan ... flash mob! Dan joged-joged ala dugem dengan efek lampu yang heboh sampai tengah malam. That was really ... a night to remember.

Ajeb ajeb

Ngantug kakak, ayok pulang...

Selasa, 8 Maret, adalah officially hari terakhir kami DTSD. Diawali dengan apel pagi untuk terakhir kalinya :’D Kami lalu bergerak memasuki aula dan melaksanakan upacara penutupan. Penutupannya diisi dengan ceramah, yang mana kerasa lama banget. Apalagi dengan kondisi kami semua yang masih kecapekan & ngantuk pasca ‘dugem’ semalam, ceramah itu terasa makin panjang. Saya sendiri udah nggak keitung lagi berapa kali ketiduran. Dan yang lucu, sederet kelas saya bisa ketiduran semua, dan kelas-kelas lain juga, terutama yang duduk di belakang. :D Sampai akhirnya ceramah selesai dan ditutup dengan doa, kami lantas jadi seger lagi.

Acara dilanjut dengan pelepasan balon di lapangan. Kami keluar aula dan ngambil balon satu-satu dari panitia. Setelah aba-aba dari Pak Kapusdiklat (kalo nggak salah), kami pun melepas balon-balon tersebut. Cantik. Indah. Warna-warni di langit yang biru. Semoga dengan pelepasan balon-balon itu, kami juga melepaskan dan meninggalkan hal-hal yang buruk dan mengenang hal-hal yang baik.

Colorful farewell

Setelah pelepasan balon, acara selanjutnya adalah ... foto-foto! Dari yang model foto resmi, baris bentuk huruf F, foto di depan tulisan Pusdiklat, sampe foto-foto dengan jumlah, gaya, dan model yang tak terhitung lagi jumlahnya. Menjelang tengah hari, kami kembali ke dalam aula dan saling mengucapkan perpisahan satu sama lain.

That was an emotional moment. Karena yah lima minggu kebersamaan kami harus berakhir hari itu juga. Susah, seneng, rempong, belajar, main, sudah kami lewati bersama. Entah kapan kami bisa kumpul kayak begitu lagi. Saya sebenernya orang yang sangat melankolis (atau ‘baper-an’ kalo sekarang) Makanya, di DTSD ini saya sengaja buat agak jaga jarak dan nggak terlalu attached/deket sama anak-anak :”) Bukannya nggak mau mejalin pertemanan, tapi saya nggak mau aja ngerasain lagi perihnya perpisahan (cieh). Tapi beneran kok, kalo saya kadung deket sama orang, pas waktunya pisah jadinya sesek banget di dada ini. Wkwkwkwk... Well, anyway, kebersamaan saya dan anak-anak tetep nggak akan terlupakan. Dan selepas ini, kami akan menapaki jalan karir dan kehidupan kami masing-masing. Saya cuman bisa berharap semoga semua teman-teman saya bisa sukses di jalan yang mereka pilih. Dan tetap jadi orang baik. :’)


 F!

Sekian, Terima Kasih~ 



Thanks-List:
Class F, for EVERYTHING. for the fun and memorable things that we've done
Para widyaiswara/pengajar, untuk ilmunya
Seluruh angkatan 1 DTSD 1 2016, untuk semua kenangannya
All photographers & video-recorders, for the documentations
YOU, for reading this! :)

You Might Also Like

0 comments

Diberdayakan oleh Blogger.