[Review] Travelmie, Puncaknya Soerabaia (0003 mdpl)

Februari 16, 2017

Buat para pecinta aktivitas outdoor, rasa-rasanya resto yang akan saya review kali ini cocok banget dijadiin tempat nongkrong. Ngga cuma tempatnya yang unik, makanannya juga asik-asik. Nama tempatnya, Travelmie! Dari namanya aja udah catchy yes. So, here’s my review.. 



Hari Senin sore, 6 Februari lalu, saya berkesempatan mengunjungi Travelmie. Tempat makan yang lagi hitz di kota pahlawan, Surabaya. Bersama rekan saya @ariretna, kami tiba di lokasi sekitar pukul 18.00. Dari luar, kelihatan tempat parkirnya penuh sesak. Mayoritas motor. Dan setelah menempatkan si kuda mesin, kami pun memasuki lokasi.

Sign board

Begitu datang, kami disambut oleh mbak-mbak berpakaian safari. Kami lalu diberi buku menu dan SIMAKSI. SIMAKSI di sini bukan Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi ya, tapi diplesetkan menjadi Surat Ijin Memasuki Kawasan Travelmie! Ya, tempat makan ini memang mengusung konsep camping atau outdoor.

Dari interiornya, kita akan menemui kursi dan meja kayu yang ditata layaknya kita sedang camping. Selain itu, ada tenda-tenda yang dipasang di pinggir, yang bisa kita pakai juga buat makan. Jadi terserah, mau milih makan di dalam tenda atau duduk di luarnya. Hiasan dindingnya pun bernuansa outdoor, dengan mayoritas berbahan kayu. Lantainya juga diselingi dengan barisan rumput (kayaknya sih asli). Pokoknya, serasa di gunung dah!

Front view

Saya sama @ariretna duduk agak mojok karena pengunjungnya lumayan rame dan udah pada penuh. Kami pun mulai membuka buku menu dan melihat-lihat makanan dan minumannya. Ternyata menunya unik-unik! Makanannya tetep bertema camping/outdoor ya, macem mie instan dan nasi liwet. Tapi selain menjual mie instan yang original, mereka juga menyediakan olahan mie instan yang beda. Ada yang dikombinasikan dengan daging kelinci, jantung pisang, daging babat, kripik cabe, dsb. Saya waktu pesen Indomie Goreng Kelinci Bakar Madu, sementara si @ariretna pesen Indomie Yakult UHT, sementara minumnya kami pesen Susu Perah Strawberry & Green Tea. Oiya, selain makan besar, mereka juga sedia makanan ringan kayak roti bakar, pisang bakar, tahu, ketan, dsb. You can check the menu below.

Menu Book

SIMAKSI: Food 

SIMAKSI: Drinks

Setelah milih menu, dan menuliskannya di SIMAKSI, selanjutnya kita tinggal antri di kasir. Harus bersabar, karena antrinya lumayan panjang. Dan harus pastikan juga semua pesenan kita udah di input sama kasirnya, karena waktu itu sempet ada satu pesanan saya yang kelewatan, dan disuruh ngantri lagi. Malez poll. Setelah bayar di kasir, akhirnya kita tinggal nunggu aja makanannya dateng. Tapi untungnya, suasana di Travelmie ini lumayan cozy, ditambah ada live music, yang kebetulan waktu itu mainin lagu-lagu beraransemen keroncong. Jadinya nyaman banget dan bisa mengurangin kebosanan.

Live music

Makanan kami pun datang. I was so excited karna itu adalah kali pertama saya makan daging kelinci. Agak ngga tega juga, tapi tetep pengen nyoba. Saya cobain mie-nya dulu. Ah, as I expected from the legendary Indomie. Yang dimasak biasa aja udah enak, apalagi ditambahin bumbu bakar madu-nya. Jadi manis-pedes, wenak. Kemudian giliran daging kelincinya. Dan saya pun langsung... nge-DROP. Heft.

Our food

Rasanya sih enak, cuman teksturnya itu lho. Alot rek. Liat banget. Udah dicoba potong pake garpu sendok tetep susah. Entah ini masaknya kelamaan atau gimana ya. Alhasil mood makan saya pun turun. Sorry to say, ya. Akhirnya saya makan aja mie-nya, dan sesekali gigit-gigit daging kelinci yang bisa digigit. *sigh. Sementara diluar dugaan saya, pesenan si @ariretna, Indomie Yakult UHT (mie instan, campur susu UHT dan Yakult) malah rasanya lumayan enak! But anyway, masih ada makanan-makanan lain yang kelihatan enak juga, yang suatu saat harus dicobain. J


Other menu

Downside dari resto ini menurut saya (pribadi), yang pertama mungkin dari suhu ruangannya ya. Karena mereka mengusung konsep pergunungan, mungkin bisa dipasang pendingin ruangan yang mumpuni, jadi suhunya mirip di atas gunung. Ya ngga perlu dingin-dingin banget, cukupan aja. Soalnya waktu itu ngga ada bedanya sama suhu luar di kota Surabaya. Sempet ada asap-asap yang muncul dari dekat atap. Mungkin buat efek kabut ya. Dan saya pikir asapnya dingin, ternyata engga, wkwk..Kayak asap biasa aja. Jadi efek kabutnya cuman visual, sementara rasanya ngga dingin. Mungkin akan lebih baik kalau asapnya ini bisa dibikin dingin juga.

Suasana "kabut" di Travelmie

Downside lainnya, mungkin pihak pengelola bisa lebih merapikan lagi kabel-kabel di bawah meja. Soalnya beberapa kali kena tendang itu stop kontaknya. Dan kemudian, hal yang paling bikin saya ngga nyaman waktu itu adalah ada pengunjung yang ngerokok di dalem resto! No offense buat perokok ya. But, hey, kita itu lagi ada di restoran yang cukup tertutup, bukan di luar ruangan (meskipun konsepnya outdoor). Dan saya sangat terganggu kalau lagi makan terus ada bau asap rokok. Heft. Mungkin pengelola bisa pasang tanda “No Smoking” atau sejenisnya. Demi kenyamanan kita bersama.

So yeah, thats all my review for Travelmie, more or less. Meskipun ada downside-downside kecil, tempat makan ini patut banget dicoba dan dikunjungin buat kamu para kawula muda, terutama para pecinta outdoor, dan juga buat keluarga tentunya. Travelmie juga punya program yang asik, seperti gratis seporsi mie bagi mereka yang baru turun gunung, dan juga ada program charity di hari Kamis (kalo ngga salah) dimana sebagian profit mereka akan disumbangkan kepada fakir miskin. Dan asiknya lagi, kini Travelmie sudah hadir di 4 kota, yakni Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Malang. Akan menyusul di Kediri dan Sidoarjo.


Semoga review saya ini bermanfaat. Terima kasih.

So, ada yang udah pernah kesini? Atau berencana kesini? Share your story on comments ya... J



NaraHubung:
Travelmie, Puncaknya Soerabaia
Jl. Mulyosari 171, Surabaya, Jawa Timur
Open: 11.00—24.00



Thanks-List:
@puncaknyasoerabaia, for the pics & info
YOU, for reading this! :)  

You Might Also Like

2 comments

Diberdayakan oleh Blogger.