Lampung Escape [Ep. 04, End]: Rough Way to Home

April 24, 2017

Sabtu, 15 April, hari terakhir kami di Pahawang, sekaligus hari terakhir saya di Lampung. I’m so excited karna sudah kangen rumah, setelah hampir seminggu melanglang-buana~


Kami bangun pagi-pagi sekali setelah semaleman tepar. Sehabis sholat Shubuh, betapa terkejutnya kami karena baju, celana, handuk, yang kami jemur sehari sebelumnya basah kuyup. Ternyata oh ternyata, semalem hujan turun lumayan deras. Heff. Saya kok ngga denger sama sekali ya, haha.. Dan yang tau kalau semalem hujan pun cuman satu orang temen. Kayanya kami tidurnya pada nyenyak banget ya. Anyway, setelah sarapan dan (masih nyempetin) main kartu, kami packing semua barang bawaan, karena kami akan langsung check out. Sebenernya kami masih mau ke satu spot snorkeling lagi, dan awalnya, kami kira siang harinya bakal balik lagi ke penginapan. Tapi ternyata, kami nanti langsung balik ke Ketapang dan bersih-bersih disana.


Our homestay

We're ready to depart

Weigh anchor!

Sekitar pukul 08.00, kami siap meninggalkan dermaga Pulau Pahawang Besar. Seeya next time, island! Kapal kami pun bergerak menuju spot snorkeling hari itu, yakni di sekitar Pulau Kelagian. Alhamdulillah, cuaca cerah pagi itu. Cerah banget malah. Namun sayang, akibat hujan semalam, air lautnya jadi keruh. Kami terancam tidak bisa snorkeling. Hmm... Dan benar saja, sesampainya di Pulau Kelagian, kondisi perairan sekitar masih saja keruh. Bahkan beberapa petugas terlihat membersihkan sampah-sampah di tepian pantai. That’s unfortunate. Tapi yah, mau gimana lagi, namanya keadaan alam, kita ngga bisa memprediksi.

Kelagian Island

Let’s just take the positive side. Kita masih bisa jalan-jalan keliling pulau. Di salah satu sudut pulau, sebenernya ada ayunan yang bisa kita pakai buat foto. Tapi berhubung air lagi pasang, ayunannya tenggelem. Beberapa wisatawan ada yang nekat nyoba foto, dan pas duduk di ayunan, ternyata airnya sampe ke leher, wkwkwk.. Thats ridiculous, haha.. Akhirnya, kami santai-santai aja di dekat pantai, sambil minum kelapa muda. Sambil poto-poto juga.

Chillin' out

Around the island, and the "ridiculous" people, hha..

Ngga jadi snorkeling, weks

Menjelang siang, kami menyudahi kegiatan kami dan bergerak menuju ke titik awal perjalanan, yakni dermaga Ketapang. Ah.. that was a wonderful trip. Saya akan merindukan pemandangan alam Pahawang yang menakjubkan, baik di atas air maupun bawah airnya,  dan tentu saja, all of my travelmates yang sangat baik, asik, dan mau bergaul dengan saya yang sendirian itu di tengah ke-couple-an mereka (apasih). Pokoke, maturnuwun gaes.. :D

Port of Ketapang again...

Sesampainya di Ketapang, kami langsung menuju “gudang” alat-alat snorkeling buat mengembalikan semua peralatan yang kami sewa. Di sana juga kebetulan ada beberapa kamar mandi, jadi kami sekalian bersih-bersih. Sembari nunggu giliran, saya sama anak-anak tukeran nomor kontak, biar bisa terus silaturrahmi. Namun di saat itulah, saya menyadari kalau kejadian naas sedang menimpa saya!

Saya berniat ngeluarin HP dari tas saya. Cuman setelah saya bongkar-bongkar semua isi tas, kok ngga ketemu juga!  Halah, jangan-jangan ketinggalan di kamar penginepan. Damn it! Saya minta tolong temen buat misscall, cuman dari tetep ngga ada tanda-tanda keberadaan HP saya. Terakhir emang lagi saya charge di penginepan. Tapi udah saya cabut, lha wong charger-nya aja kebawa. Cuman kenapa HP-nya ngga ada? Apa ketinggalan di kasur, terus saya ngga keliatan? Hadeeh..

Saya coba lapor ke guide kami, mas Boban. Dia lalu menghubungin pihak penginapan, siapa tau nemu HP di kamar. Tapi udah nggak memungkinkan kalau kami harus ke Pahawang lagi, terus balik lagi ke Ketapang, karena ongkos buat sewa kapalnya aja lumayan mahal. Dan jadwal mereka juga padat. Alhasil, saya hanya bisa mencoba untuk mengikhlaskan. Hemhh.. Sebenernya harga HP-nya ngga seberapa ya, cuman nomor telepon dan data-data yang ada di dalamnya yang jauh lebih penting. Tapi ya, sekali lagi, ngga ada yang bisa saya lakuin, selain berharap (walaupun ngga banyak) biar HP-nya bisa kembali.

Move on, kami lalu bergerak meninggalkan Ketapang dan mampir di tempat beli oleh-oleh. Saya sih udah beli ya pas di Bandar Lampung, jadi cuman beli sedikit lagi buat tambah-tambah. Kemudian, kami langsung cus ke Pelabuhan Bakauheni dan tiba di sana sekitar pukul 15.00. Kami lantas beli tiket ke Pelabuhan Merak seharga Rp13.000 (murah ya ternyata), dan selain dapat tiket yang kertas, kita dikasih kartu akses (yang nanti dipakai buat ngelewatin portal sebelum boarding). Sekitar pukul 16.00, kami semua naik ke kapal and off we go back to Java. Woohoo... I was sooo excited, karena itu pertama kalinya saya nyeberang dari Bakau ke Merak.

Awalnya, saya kita kapal yang bakal kita tumpangi, yah, kapal feri biasa (kayak penyeberangan Banyuwangi—Bali). Tapi ternyata, begitu masuk, WOW, bagus banget kapalnya! Saya lupa nama kapalnya apa, tapi yang jelas, interiornya bagus banget, bersih, nyaman, dan terkesan mewah. Ada kafenya, ada ruang private, ada ruang bermain anak, dan yang kami favoritkan, ruang buat lesehan yang enak banget. Langsung lah kami jejerin tas dan goler-goler disana, like, we owned the place! Haha.. Dan waktu itu, ngga ada kelas ekonomi atau eksekutif, jadi terserah kita mau duduk dimana.

Inside the ferry

Habis istirahat bentar, saya jalan-jalan keliling kapal. Lumayan gede juga, sampai akhirnya saya sampe di dek teratas, dan dari sana, saya bisa melihat sekeliling dengan leluasa. Perlahan, kami meninggalkan dermaga Pelabuhan Bakauheni. Dari sana, saya bisa melihat salah satu ikon Lampung, yaitu Menara Siger. Saya sempet ke tempat itu waktu nginep di Bakau, cuman sayang, waktu itu dia udah tutup. Yah, semoga suatu saat saya bisa kembali ke sana dan meng-explore tempat-tempat yang belum saya kunjungin. For that moment, biarkan saya menikmati pemandangan laut senja dari atas kapal. The sea always successfully hypnotizes me~

The Siger Building

Seeya Lampung...

Sekitar pukul 19.00/20.00, kapal kami bersandar di Pelabuhan Merak. Alhamdulillah, kami tiba kembali di Pulau Jawa dengan selamat. Dan saat itu adalah saatnya kami berpisah. Saatnya kami kembali ke kehidupan masing-masing. Pertama, kami berpisah sama mas Boban di pelabuhan, terus kami jalan bareng sampai ke terminal, dan di sanalah saya berpisah sama anak-anak. Saya berencana langsung ke Bandara Soekarno-Hatta dan bermalam disana (saya udah booking penerbangan pukul 04.10 ke Surabaya).

Port of Merak, Banten

Sebenernya, ada Bus Damri yang langsung jalan dari Merak ke Bandara Soetta. Tapi mungkin karena kemaleman, mereka udah ngga ada. Kami sempet nanya ke “calo” bus yang ada disana, tapi mereka berusaha screwed us dengan bilang kalo kita bisa ke Kampung Rambutan dulu. Wtf dude! Ngapain jauh-jauh ke Jakarta lagi, orang Bandaranya deket Tangerang. Screw you bitch! Akhirnya, saya join sama temen saya, @ahmadfaisal18 & @amelia_mila, naik Bus Arimbi dan turun di pool Damri di daerah Cilegon Timur (thanks Faisal for this information), sementara mereka lanjut sampai Jakarta.

Sesampainya di pool, saya ngeliat ada satu bus Damri yang nangkring disana. OH YES! Tapi begitu saya tanya, bapak petugasnya bilang kalau bus itu mau ke Merak. OH NO! Ternyata, bus terakhir jurusan Bandara berangkat pukul 20.00 dari pool. Heff, sial. Si bapak petugas nawarin saya buat ikut ke Merak (lagi) dan naik bus pertama ke Bandara esok hari pukul 01.00, atau saya bisa naik bus lain dan gonta-ganti sampai ke bandara. Duh, males banget malem-malem gini. Alhasil, saya ikutin saran bapaknya dan ikut bus Damri tersebut kembali LAGI ke Merak (dengan gratis, alhamdulillah). What a day! Saya numpang tidur di pool Damri Merak (lokasinya di sebelah kiri setelah keluar pelabuhan, deket kantor polisi). Dan untungnya, di deket pelabuhan situ ada warnet jadi saya bisa nge-print tiket buat besoknya.

Dan begitulah, keesokan harinya, saya terbang kembali ke rumah dengan selamat (kecuali HP-nya, wkwk...). Alhamdulillah. Perjalanan saya ke Lampung waktu itu bener-bener berkesan. Banyak pengalaman baru, ketemu temen-temen baru, dan tentu saya mendapat banyak pelajaran baru. Tapi apapun itu, saya bersyukur atas segala sesuatu yang saya alami along the way. Yang baik, maupun yang sedikit-kurang-baik. Dan yang namanya bepergian, kita ngga bisa memprediksi apa yang bakal terjadi, atau apa yang bakal kita temuin di jalan. Tapi, itulah yang membuat traveling jadi menarik, kan? J



Sekian, Terima Kasih~

Btw, ada yang udah pernah ke Pahawang atau Lampung juga? Share your story on comments ya... 



Thanks-List:
funtripstour.com, for the Pahawang trip, that was fun tho
my travelmate: @amelia_mila, @ahmadfaisal18, @devi_avrilia, @aluel_the_champion@shintaratnaningtyas, @adityawijayap, @tarissaruby & mas Haris, for such an unforgettable journey, loveya
YOU, for reading this! :)

You Might Also Like

1 comments

  1. Assalamualaikum maaf jika lewat tempat ini saya publikasikan kisah sukses saya.. senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini. barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan. Beberapa waktu yang lalu perusaan percetakan saya dirundung hutang yang cukup besar. Hal itu di akibatkan melonjaknya harga kertas dan tenaga upah yang harus saya bayar kepada para karyawan saya. Sementara itu beberapa tender yang nilainya cukup besar gagal saya menangkan. Akibatnya saya harus menjaminkan mobil saya untuk meminjam hutang dari bank. Namun hal itu belum cukup menutup devisit perusaan. Bahkan pada akhirnya rumah beserta isinya sempat saya jaminkan pula untuk menutup semua beban hutang yang sedang dilanda perusaan. Masalah yang begitu berat bukan mendapat support dari istri justru malah membuat saya bersedih bahkan sikapnya sesekali menunjukan rasa kecewa. Hal itu di sebabkan semua perhiasan yang sempat saya hadiahkan padanya turut saya gadaikan. Disaat itulah saya sempat membaca beberapa situs yang bercerita tentang solusi pesugihan Danah Gaib tanpa tumbal dari MBAH SUROPALA dan akhirnya saya menghubungi beliau. Kata MBAH SUROPALA pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan Danah Gaib. Tanpa pikir panjang semua petunjuk MBAH saya ikuti dan hanya 3 hari. Alhamdulilah akhirnya danah gaib yang saya minta benar benar ada di rekening saya. Perlahan hutang-hutang saya mulai saya lunasi. Perhiasan istri saya yang sempat saya gadaikan kini saya ganti dengan yang lebih bagus dan lebih mahal harganya. Dan yang paling penting bisnis keluarga yang saya warisi tidak jadi koleps. Jika ingin seperti saya silahkan minta bantuan kpd beliau karna cuma beliau yg behasil membantu saya telpon MBAH SUROPALA di nomer +6285~319~483~234 ...


    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.