Maen Ka Madura [Part 1]: Gili Genting & Gili Labak
November 11, 2018
Saya udah lama banget pengen main ke Madura. Sempet beberapa kali kepikiran mau solo trip, tapi selalu urung karena “was-was” dengan kondisi di
sana. You know, kabar-kabar tentang
banyaknya begal, terus orang-orangnya yang berwatak keras, temperamen, belum
lagi dengan kendala bahasa, dsb. Ditambah dengan keadaan geografisnya yang
“katanya” gersang & panas.
Tapi ya, itu sih kabar-kabar yang saya dengar. Entah bener
atau engga.
Nah, akhirnya saya
dapat kesempatan buat ke Madura
kemarin sama temen-temen kantor. Tujuan utama kami ikut one day trip ke Gili Labak
(via operator @gililabak.id). Dan
setelah Gili Labak, kami berencana jalan-jalan di sekitar kota Bangkalan.
Namun sebenernya, selain untuk jalan-jalan, tujuan saya ikut
trip ini adalah... saya pengen tau, gimana sih sebenernya keadaan di Pulau Madura ini? Apa memang seperti
kabar-kabar yang beredar? Atau malah sebaliknya?
So, this is my trip to
Madura~
Kami berangkat dari kota Jember, Jawa Timur
sekitar pukul 18.00 dan tiba di Surabaya
sekitar tengah malam. Di sana, kami sudah ditunggu oleh operator trip dengan
mobil elf. Udah lewat dari jadwal meeting point ya sebenernya (seharusnya
pukul 23.00) dan saya udah siap-siap bakal dicibir oleh rombongan lain tapi
alhamdulillah tidak. Total peserta waktu itu 15-an orang kayaknya. Dan setelah
semua peserta dijemput, kami pun berangkat menuju Pulau Madura. I was so excited karena akhirnya bisa ngeliat
& ngelewatin Jembatan Suramadu! Yey. Tapi sayang ngga bisa turun ya, dan
gelap juga jadi ngga keliatan jelas.
Setelah melewati Suramadu,
perjalanan kami lanjutkan sampai ke kota Sumenep.
Jaraknya ±150
km dan kami sampai di sana sekitar pukul 04.00. Kami berhenti di satu rumah
singgah, ada musholla-nya juga jadi sekalian buat bersih-bersih, ganti baju,
& sholat. Saat matahari mulai terbit, saya baru sadar kalo rumah singgah
itu ternyata ada di deket laut, jadi kami tinggal jalan kaki ke pelabuhannya.
Namanya Pelabuan Tanjung, Saronggi.
It was a beautiful
morning. Dan selalu membuat saya senang ketika melihat aktivitas
sehari-hari masyarakat lokal.
Sekitar pukul 06.00, kapal kami bergerak meninggalkan
pelabuhan menuju destinasi pertama, yakni Gili
Genting. Yup, sebelum ke Gili Labak,
kami mampir dulu ke Gili Genting
untuk sekadar menikmati suasana pagi dan sarapan. Waktu yang dibutuhkan sekitar
30 menit saja (dengan biaya ±Rp10.000). Meski singkat,
penyeberangan waktu itu sungguh spesial karena kami ketemu sama lumba-lumba! Wew. Saya ngga nyangka ada lumba-lumba
di sini. Mungkin karena ada bagan-bagan apung buat nangkep ikan ya di sekitar
sana. Cuman sayang, saya ngga sempet dokumentasiin lumba-lumbanya.
Kapal kami pun bersandar di sebuah pantai bernama Pantai Sembilan. Dinamai demikian
karena katanya kalau dilihat dari atas bentuknya seperti angka 9. Pantai ini
terletak di Desa Bingsrang, Gili Genting.
It is a nice beach.
Pasirnya putih, bersih, dengan latar belakang laut biru, ditemani angin
sepoi-sepoi, sungguh perpaduan yang pas untuk menghilangkan penat. Fasilitas
umum di sini juga terbilang lengkap. Ada kamar mandi/toilet umum, ada
homestay-homestay, dan yang jelas banyaak penjual makanan.
Gili Genting (courtesy of @irwantris) |
Cuman kayaknya di sini ngga ada spot buat snorkeling yang banyak karang & ikan
warna-warni gitu ya. I’m not sure.
Mungkin ya cuma bisa buat berenang-renang aja.
Gili Genting (courtesy of @irwantris) |
Sekitar pukul 08.00, kami bergerak meninggalkan Gili Genting untuk menuju Gili Labak. Perjalanan ini memakan
waktu sekitar 1,5 jam. Jadi, sebagian besar dari kami akhirnya ketiduran selama
di kapal. Nah, katanya sih belum ada kapal umum reguler buat ke Gili Labak.
Jadi kalau kita ngga ikut open trip,
kita bisa nyeberang dari Pelabuhan
Kalianget, Sumenep, dengan tarif
sewa kapal 400-500 ribu per kapal dengan kapasitas sekitar 30 orang.
Singkat cerita, sekitar pukul 09.30, kami pun sampai di Gili Labak. Waktu itu kapal kami ngga
bisa bersandar sampe ke pinggir pantai, kayaknya lagi surut ya, jadi kami naik
“ojek” gitu pake kapal yang agak kecilan.
So here we are...
Gili Labak!
Ngga jauh beda dari Pantai
Sembilan di Gili Genting, pantai
di Gili Labak ini juga putih bersih,
dengan airnya yang jernih. Cuman emang karena udah siang, panasnya ya Allah,
udah kayak dipanggang.
Gili Labak
sendiri luasnya cuman sekitar 5 hektar. Jadi kalau mau, kita bisa mengelilingi
pantainya dengan waktu sekitar 30 menit.
Sesaat setelah mendarat, kami di-briefing oleh guide kalau
kegiatan snorkeling-nya bakal dimulai
sekitar pukul 11.00, jadi kami masih punya waktu kalau mau jalan-jalan,
foto-foto, atau mau istirahat. Saya sama anak-anak memilih untuk rehat sejenak
sambil menikmati sebutir es kelapa muda (harga Rp10.000). Nah, satu hal yang
khas di Madura ini ya pemirsa, kalau kita beli minuman es apapun itu, es
batunya itu ngga pernah dipotong kecil-kecil. Jadi bongkahan besar gitu. Saya
aja sampe kesulitan masukin es batu ke lubang kelapa-nya, wkwk..
Akhirnya waktu snorkeling
pun tiba. Kami diarahkan oleh kapal beberapa meter dari pantai. Ngga jauh
sebenernya. Dan memang katanya spot snorkeling-nya memang cuman satu ini.
Kami pun nyemplung dan mulai ber-snorkeling ria! Yey.
Jujur sih ya, from my
humblest opinion, pemandangan bawah air-nya tidak terlalu spektakuler sih.
Mungkin karena saya udah pernah liat yang lebih bagus ya, kayak di Karimunjawa atau di Rubiah. Tapi yah, masih bisa dinikmati
lah. Cuman sayang foto underwater
saya ngga ada yang bagus. Hiks.
Gili Labak underwater (courtesy of @gililabak.id) |
Sekitar pukul 13.00, kami mengakhiri kegiatan kami di Gili Labak, dan bersiap untuk kembali
ke Sumenep. Yah, meskipun dengan
segala keterbatasan dan tidak sesuai ekspektasi, tapi perjalanan itu tetap
menghibur lah, dan melupakan sejenak kepenatan yang ada.
Perjalanan kami masih berlanjut di Bangkalan lho!
(Next part, read here)
Thanks-List:
@gililabak.id, for the trip
pulaumadura.com, for the info
YOU, for reading this! :)
(Next part, read here)
Thanks-List:
@gililabak.id, for the trip
pulaumadura.com, for the info
YOU, for reading this! :)
1 comments
Mount Bromo Tour Package Singapore Anda Malaysia is a tour package to Mount Bromo that we design specifically for Malaysian and Singaporean tourists who want a vacation to Mount Bromo from your country. Also included are various other interesting combinations of East Java tour packages such as Malang tour packages, Batu City, Banyuwangi tour packages, Surabaya City tour and other interesting tourist attractions in East Java
BalasHapusMount Bromo Tour Package From Singapore & Malaysia