Sambangi Banyuwangi [Ep 01]: Sang Pemburu Tiket

Desember 30, 2015

Ah... makin hari di kantor makin butek aje. Boring. I think I need a break. Dan kalo diinget-inget, udah lama juga nggak liburan. Terakhir ke Gili Ketapang waktu itu. Dan sangat kebetulan sekali, bulan Desember ini ada libur panjang. Mulai tanggal 24, 25, 26, 27 (praise Lord!). Libur memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Natal, dan nyambung weekend. Heaven! Sayang banget kalo nggak dipakai liburan. Dan akhirnya, saya dan (masih dengan) temen-temen SMA pun merencanakan perjalanan ke luar kota. And we’re gonna go to .... Banyuwangi! :D



Seperti biasa, awal-awal pasti riweuh siapa aja yang mau ikut. Ya maklum sih, sekarang udah punya kesibukan masing-masing. Ada yang kuliah, ada yang kerja. Kebetulan lagi, di tanggal segitu, kebarengan sama acara reuni akbar sekolah kita (yang mana saya mutusin nggak dateng karena satu dan lain hal). Akhirnya, setelah lama menimbang-nimbang, jadilah 5 orang yang bakalan ikut ke Banyuwangi. Saya, @rhecoo, Metty, Jimmy, & @friskadevimellan. Awas aja kalo ada yang tiba-tiba batalin deket-deket mau berangkat. Gua panah pantatnya! XD Soalnya paling kesyel sama anak-anak yang kalo diajak jalan. awalnya heboh mau ikut, tapi pas udah mau jalan, eh tiba-tiba nggak jadi. -_- KZL!

Hari demi hari pun berlalu, tapi kok belom ada pembahasan kita mau kemana aja pas di Banyuwangi. Pengen-pengenan sih ada. Tapi, berhubung ini nggak ada yang pernah ke sana sebelumnya, saya rasa kita butuh riset yang bener sebelum berangkat. Jangan sampe kita nyasar karena nggak ngerti apa-apa pas nyampe sana. Akhirnya, saya mutusin buat mulai baca-baca di internet sembari bikin itinerary. Plus, cari rute-rute & tranportasi.

Ternyata pusing juga yes. Kalo saya pribadi sebenernya pengen ke sebanyak mungkin tempat dengan waktu yang tersedia. Bukannya serakah dan maksain, tapi lebih pengen manfaatin waktu aja. Mumpung lagi di sana. Dan ternyata destinasi wisata di Banyuwangi itu buanyak banget. Sebut saja yang terkenal: Pantai Pulau Merah, Teluk Ijo, Baluran, Meru Betiri, dan Diamond Triangle (Ijen, Pantai Sukamade, & Pantai Plengkung/G-Land). Tapi yah, lagi-lagi kita kudu itung-itungan waktu, dana, dan kondisi tim. Akhirnya, untuk tanggalnya, kita mutusin buat berangkat tanggal 24 dan pulang tanggal 26. Biar tanggal 27-nya kita masih bisa istirahat. Masalah destinasinya, sementara kita mutusin buat ke Pulau Merah sama Teluk Ijo dulu.

Tanggal udah ditentuin, sekarang saatnya beli tiket! Karena banyak yang pengen naik kereta (dan ada yang nggak kuat naik bus. Hvft. Lemah :P), akhirnya saya coba riset rute-rute kereta menuju Banyuwangi. Ada beberapa opsi kereta: Sri Tanjung, Tawang Alun, Mutiara Timur Siang, Mutiara Timur Malam, dan Probowangi. Dan yang paling enak, Probowangi, karena dia mampir di Stasiun Leces, stasiun terdekat dari rumah kita. Kereta-kereta yang lain berhentinya di Probolinggo Kota. Saya pun mutusin buat ke Stasiun Jember (karena posisi waktu itu saya masih kerja di Jember). And it was a mess!

Stasiun Jember

Ternyata, beli tiket di Jember ini bener-bener perjuangan banget. Kali pertama saya ke Stasiun Jember, waktu itu udah sore dan pas banget pukul 16.00, pas banget pemesanan tiket udah tutup. KZL. Kata mbak yang jaga, pengambilan nomor antrian dibuka pukul 08.30, kemudian pemesanan dimulai pukul 09.00, dan ditutup pukul 16.00. Akhirnya, besoknya saya coba lagi ke Stasiun pas istirahat siang. Dan begitu sampai, ternyata saya dapet nomer antrian 80! -_- Dan yang dipanggil baru sampai nomer 20an! KZL. Dan mencoba berpikir (sok) pintar, saya mutusin ke agen resmi pemesanan tiket di sebelah stasiun. Eh, ternyata untuk kereta lokal, seperti Probowangi, cuman bisa dilayani di stasiun! Nah, terjawab sudah kenapa pas saya cek di situs KAI, kereta Probowangi nggak muncul di opsi. Dengan langkah gontai, saya pun kembali ke stasiun. Dan kali ini saya coba ke Customer Service buat konsultasi. Dan hasilnya, kereta Probowangi ludes semua untuk rute Probolinggo/Leces—Karangasem (Banyuwangi). Kereta-kereta lainnya sebagian besar juga udah habis.

Mesin pesen tiket & cetak tiket mandiri

Saya pun memutar otak dan ... muncullah ide! Kenapa nggak coba naik bus dari Leces dan ngejar kereta dari Jember. Soalnya tiket Probowangi jurusan Jember-Banyuwangi masih ada. Saya pun langsung kontek-kontekan sama anak-anak dan mereka setuju. Tapi lantas saya mikir-mikir lagi. Kereta Probowangi berangkat dari Jember sekitar pukul 08.30, sementara perjalanan bus dari Leces ke Jember sekitar 3 jam, berarti kita harus berangkat dari rumah sekitar habis Shubuh (itupun kalo langsung dapet bus). Alhasil, saya rasa itung-itungan waktu buat ngejar Probowangi ini terlalu riskan buat kita. Hmm... Di tengah kegalauan itu tiba-tiba muncullah nama kereta lain!

Pandanwangi. Saya sendiri baru dengar nama kereta ini pas lagi di Stasiun Jember itu. Kereta ini melayani rute pendek Jember—Banyuwangi, dengan jadwal keberangkatan dua kali dalam sehari. Pertama pukul 04.30 pagi, kedua pukul 15.30 sore. Nah! Saya pikir inilah solusi buat kami. Akan lebih enak kalau kita ngejar kereta Pandanwangi sore, jadi dari Leces bisa agak santai naik busnya. Anak-anak pun setuju, dan saya pun akhirnya membeli tiket Pandanwangi tersebut. TAPI, belinya nggak di stasiun Jember. Saya beli di Stasiun Leces pas weekend, soalnya pas Jumat saya balik ke Stasiun Jember saya dapet antrian nomor 60! Terus saya tinggal ke kantor, eh pas balik lagi siangnya nomer antriannya udah kelewat T.T  *K-Z-L*

Sedikit TIPS mungkin yang mau beli/berburu tiket kereta:

1) DO RESEARCH! Beneran deh. Sebaiknya Anda cari informasi dulu sebanyak-banyaknya mengenai kereta-kereta apa saja yang melewati tempat tujuan Anda. Sekalian bikin rincian daftar jam keberangkatan & tiba, plus itung-itungan biayanya. Di internet semua ada~

2) MAKE BACK-UP PLAN. Setelah bikin rincian waktu, Anda sebaiknya memikirkan rencana cadangan kalau-kalau kereta yang Anda pilih tiketnya udah sold out. Bisa cari kereta lain di hari yang sama, atau ubah tanggal keberangkatan, atau seperti kami, cari alternatif ngejar kereta di stasiun lain :D

3) ASK ASK ASK. Selain riset sendiri, mungkin ada baiknya kita juga nanya-nanya ke orang yang lebih tau/berpengalaman. Misalnya petugas di stasiun atau langsung ke Customer Service-nya. Banyak nanya nggak papa, daripada ndlahom/ngah-ngoh sok cool di stasiun tapi aslinya bingung. Sistem pemesanan tiket di stasiun pun bisa berbeda. Misal, di stasiun kecil (macem stasiun Leces) kalo mau pesen ya tinggal pesen aja ke petugasnya, sementara di Stasiun Jember masih perlu ngisi-ngisi form. (Jangan lupa bawa fotokopi KTP ya!)

4) PESEN JAUH-JAUH HARI. Klise sih, tapi benar adanya. Kalau bisa, kita udah bikin rencana perjalanan plus pesen tiketnya jauh-jauh hari. Terlebih kalau rencana kita bertepatan sama libur panjang. Jangan kayak kami yang karena terlalu riweuh akhirnya pesen tiket mepet-mepet hari-H.

*Additional Tips: Bertindaklah sedikit curang cerdik. Trik ini baru kepikiran setelah nomer antrian saya kelewatan karena saya tinggal balik ke kantor. Untuk mencegah kejadian serupa, Anda bisa mengambil dua nomer antrian sekaligus saat pertama kali datang. Paling tidak berjarak 10 nomor. Misal, Anda mendapat nomor 60, ambillah lagi nomor antrian 70 atau 75. Hal ini untuk berjaga-jaga apabila nomor antrian Anda terlewat selagi Anda tinggal entah kemana. Kalau bisa, jangan sampai ketahuan petugasnya ya.


Selamat Mencoba~ 

...Bersambung ke Episode 2



Thanks-List:
YOU, for reading this!

You Might Also Like

0 comments

Diberdayakan oleh Blogger.