Ngeluh Akhir Tahun
Desember 19, 2015
It’s been a tough week. Volume kerjaan di kantor masih
menumpuk. Bahkan, satu jenis kerjaan bisa makan waktu seharian. Seperti
misalnya, pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) baru. Dua bulanan ini
pendaftaran NPWP pengusaha sangat sangat membeludak, dikarenakan adanya bantuan
modal yang akan diberikan oleh pemerintah yang mengharuskan penerimanya membuat
kelompok usaha dan setiap kelompok tersebut harus punya NPWP. Kadang saya agak
kesel dengan syarat ini. Mereka (pengusaha-pengusaha kecil) yang seharusnya
belum wajib berNPWP malah sekarang diharuskan bikin. Ya, bagus sih mereka
disuruh berNPWP. Hanya saja, ke depannya kami akan kesulitan dalam hal
pengawasannya, sebab sebagian besar dari mereka adalah orang-orang desa (bukan
bermaksud mendiskreditkan) yang kebanyakan belum paham dengan birokrasi yang
se”kompleks” ini. Bahkan, ada yang nulis aja nggak bisa! Yang lebih miris lagi,
masjid-masjid yang juga akan diberi bantuan pun diharuskan punya NPWP! Buat apa
coba? Gila aja.
Yang bikin sedih sekaligus kesel juga, saya sempet beberapa
kali kena semprot calon Wajib Pajak (WP) kalo kartunya nggak jadi-jadi. Kadang
selama proses pembuatan, ada kendala-kendala yang akan kita temuin. Seperti
misalnya, aplikasi/sistem jaringan yang error, atau berkas WP yang kurang benar
dan lengkap. Kita mencocokkan data di berkas WP dan data di Data Kependudukan
(Dispendup/Kemendagri). Dan yang sering kejadian adalah nomer Kartu Tanda
Penduduk (KTP) calon WP tidak valid! Atau, ada lagi masalah seperti
berkas-berkas yang kurang akibat kelalaian petugas penerima. Nah, kalo ada yang
bermasalah gini biasanya kita telepon dari kantor, dan kemudian disuruh
betulin. Kalo udah dibetulin/dilengkapi, proses akan kembali ke awal dan
keluarnya kartu akan mundur lagi. Di sini calon WP banyak yang marah-marah,
sampai-sampai sempet waktu itu saya sampe nggak sholat Jumat gara-gara
ngeladenin WP yang ngamuk >.< Tapi kadang ada juga yang saya kasihan sama
WP yang rumahnya jauh, udah tua, disuruh bolak-nalik ke kantor -_-
Yah begitulah, namanya kerja pasti sibuk. Jadwal istirahat
jadi nggak karuan. Jam makan siang jadi berantakan. Akhir-akhir ini pun perut
udah sering sakit, mungkin gara-gara makan nggak teratur. Semoga aja nggak kena
maag. Dan nggak cuman fisik saja yang “menderita” di sini, tapi ternyata hati
saya kembali di”sakiti”.
Belakangan, saya dihadapkan lagi dengan fakta baru bahwa ada
kegiatan/proyek di kantor yang menurut saya—yang bodoh ini—kegiatan tersebut
adalah tidak benar dan tidak baik, dan cuman buang-buang duit negara! Dan mengetahui
kegiatan/proyek kantor itu, membuat saya makin muak dan nggak betah kerja di
instansi ini. Saya nggak akan cerita detail kegiatan/proyek apa itu tapi yang
jelas dia berhubungan dengan penyerapan anggaran. Gimana caranya jangan sampai
DIPA (jatah anggaran) buat seksi kita nggak dipotong. For info, kalo penyerapan
anggaran kita di tahun ini kurang, maka asumsinya adalah anggaran tersebut
terlalu besar, sehingga untuk tahun berikutnya anggaran kita akan dipotong. Dan
yang lebih mengejutkan (saya) lagi, kegiatan ini ternyata sudah lumrah
dilakukan di hampir semua kantor. What the F?!
Kadang saya mikir, apa dulu saya salah milih instansi pas
penempatan. Apa semua instansi pemerintah isinya semua kayak gini. Padalah saya
pamitan ke orang tua, berangkat kerja, kerja yang bener, yang baik, eh malah di
kantor banyak ‘kegiatan-kegiatan’ yang bikin illfeel. Well, God has it own
plan. Dan saya yakin, saya sedang diuji, dan semoga ke depannya saya, kita
semua, negeri ini bisa diberikan hidayah untuk tetap berjalan di jalan yang
baik, bukan malah terseret ke hal-hal yang nggak bener. Amin~
Thanks-List:
image.google.com, theguardian.com, collegetimes.com, for the pics
YOU, for reading this! :)
0 comments